Andaikan telah terbangun suatu rangkaian jurus, yang terurutkan dari jurus ke-1 sampai ke-100, maka dengan terendapkannya jurus-jurus baru urutannya tidak menjadi jurus ke-1 sampai ke-101, ke-102, dan seterusnya, melainkan mulai dari jurus ke-2 sampai ke-101, berlanjut dengan jurus ke-3 sampai ke-102, jurus ke-4 sampai ke-103, dan seterusnya yang menunjukkan betapa bukan hanya jurus-jurus itu telah menjadi semakin canggih, melainkan bahwa Ilmu Silat Aliran Shannan bisa dipelajari dari mana saja selama tetap urut, karena akan tetap sampai kepada jurus yang semula merupakan jurus ke-1 dan seterusnya.
Sebaliknya, jika tidak pernah lagi mengikuti perkembangan jurus-jurus itu, berarti Ilmu Silat Aliran Shannan yang dikuasainya akan berada di bawah siapa pun yang mempelajarinya lebih kemudian, meski dalam pertarungan belum tentu yang mempelajarinya paling akhir akan menjadi pemenang. Maka dapat dibayangkan apa yang dikhawatirkan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang ketika Harimau Perang berhasil menculik Anggrek Putih dan menawannya. Isi kepala Anggrek Putih, tanpa disadari Anggrek Putih sendiri, menjadi ajang pertarungan pengaruh jarak jauh antara Harimau Perang yang berusaha menarik keluar segenap endapan jurus-jurus Ilmu Silat Aliran Shannan, dengan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang yang berusaha menghapusnya.
Anggrek Putih sendiri, sementara tidak tahu-menahu persoalan perebutan pengaruh atas kepalanya, juga berada dalam tarik-menarik antara menahan segalanya agar jurus-jurus itu tidak dapat dikenali Harimau Perang, yang telah menyekap dirinya cukup lama, dengan memberikan segalanya kepada kami berdua, yang telah membebaskannya. Namun meski maksud hati memberikan semua, daya pengungkapannya sudah terbatas, karena campur tangan pengaruh Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang terhadap endapan jurus-jurus dalam kepalanya yang dikirim Guru Besar Ilmu Silat Aliran Shannan itu.
Laozi berkata:
ia tidak memperlihatkan dirinya sendiri;
karenanya terlihat di mana pun.
ia tidak menjelaskan dirinya sendiri;
karenanya berbeda.
ia tidak menegaskan dirinya sendiri;
karenanya berhasil.
ia tidak membanggakan dirinya sendiri;
karenanya bertahan.
ia tidak bersaing, dan karena alasan itu
tidak seorang pun di dunia ini
dapat bersaing dengannya. 1
Betapapun, bagi kami, Ilmu Silat Aliran Shannan yang kami dapatkan lebih dari cukup, karena dengan sifat pembelajaran jarak jauh yang menjadi cara dan ciri ilmu silat ini, maka apa yang bisa dilakukan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang akan dapat pula kami lakukan. Sekarang kami tahu, itulah rupanya yang dicari Harimau Perang, yakni cara untuk mencari, mencapai, menangkap, dan tentu jika perlu membunuh Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang dengan menggunakan ilmunya sendiri!
Panah Wangi bertanya,"Siapa yang harus kita kejar dahulu sekarang, Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang ataukah Harimau Perang?"
"Keduanya bermusuhan," kataku, "Jika kita biarkan saja suatu ketika mereka pun akan saling berbunuhan."
"Tapi kita tidak tahu kapan," sahut Panah Wangi, "sedangkan aku tidak mau menjadi tua dan mati di Chang'an."
Sampai sekarang aku belum mengetahui apakah yang menjadi sebab perburuannya atas Harimau Perang. Ia teringat bagaimana Harimau Perang menghilang dan meninggalkan asap ketika sudah terkepung dan terluka.
"Apakah kita juga harus belajar ilmu sulap dan ilmu sihir supaya bisa menangkapnya?"
Pertanyaan itu di dunia persilatan tidak memerlukan jawaban. Panah Wangi pun lebih tampak menertawakan dirinya sendiri daripada sungguh-sungguh bertanya. Mungkin saja Panah Wangi setengah putus asa.
"Dengan Ilmu Silat Aliran Shannan ini tentu tidak perlu," kataku, "Bukan hanya kita akan menguasai ilmu dewa seperti Ilmu Pemecah Suara dan Ilmu Pemisah Suara, tetapi seperti apa yang disebut-sebut orang banyak tentang Harimau Perang, kita bisa muncul di tempat yang berbeda-beda, di mana pun tempatnya pada waktu yang sama." (bersambung)
1. Fung Yu-lan, A Short History of Chinese Philosophy (1948), h. 99.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak