KEMUDIAN datanglah pemberitahuan bahwa Harimau Perang sudah terkepung. Empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta, yang mampu melacak jejak seseorang hanya dengan mengendusnya, setelah pelacakan berbulan-bulan yang melelahkan, akhirnya berhasil menyudutkannya, betul-betul pada sebuah sudut tembok dalam petak tempat terdapatnya kolam di Pasar Timur di Kotaraja Chang'an.
Agaknya Harimau Perang telah memilih untuk menyembunyikan dirinya di tengah keramaian daripada di tempat yang terpencil dan sepi, karena melacak jejak di antara orang banyak sesungguhnya jauh lebih terkelabuhi dan terganggu daripada di tempat yang jauh dari keramaian. Namun para anggota perkumpulan rahasia Kalakuta sudah terlalu lama hidup di dalam rahasia itu sendiri. Di mana pun jejak dihapus, wajah disamarkan, dan tubuh menguap bersama udara, justru di dalamnyalah mereka berada.
Maka ke mana pun Harimau Perang pergi bersembunyi, di sanalah orang-orang Kalakuta menanti. Harimau Perang dapat menyelinap ke balik kelam dan kegelapan, melebur ke dalam cahaya dan terang cuaca, mengebutkan tirai pengelabuan dan memecah diri ke dalam setiap titik debu yang beterbangan, tetapi setiap kali, lagi-lagi, orang-orang perkumpulan rahasia yang betapapun memang hidup bersama, bahkan di dalam rahasia itu sendiri, selalu sudah berada di sana.
Kini orang-orang perkumpulan rahasia Kalakuta, yang pernah disewanya untuk menjadi pengawal pribadi ketika menyeberangi lautan kelabu gunung batu, dalam perjalanan dari Daerah Perlindungan An Nam ke Negeri Atap Langit, telah mengepungnya, menyudutkannya, menekannya, memepetnya, membuat dirinya tiada berkutik dan siap menerima pembunuhan.
Keempat orang Kalakuta itu telah melakukan sisiran sihir, masing-masing dari setiap sudut kota, yang bisa menemukan titik ketubuhan Harimau Perang. Dari empat sudut kota keempat anggota perkumpulan rahasia mengarahkan dirinya menuju titik yang adalah Harimau Perang, yang ke mana pun menghindar atau pergi bersembunyi, tetap saja akan terlacak dan terkepung.
Harimau Perang yang wajahnya tidak pernah terlihat, dikepung anggota perkumpulan rahasia yang di dalam kerudungnya tampak seperti tidak berwajah.
"Harimau Perang! Tiada tempat lagi bagimu untuk lari dan bersembunyi sekarang! Bersiaplah untuk mati!"
Harimau Perang mendengis bengis.
"Hmmh! Mati? Siapa yang mau mati?"
Ia menarik sepasang pedang panjang melengkung yang saling bersilang di punggungnya. Empat orang Kalakuta itu pun menarik pula pedangnya.
"Sebelum mati katakanlah dulu, wahai Harimau Perang, mengapa dikau bantai kawan-kawan kami yang mengawal dirimu sepenuh hati dengan kejam sekali?"
Harimau Perang meludah ke tanah.
"Hmmh! Mereka memang patut mati!"
"Itu bukan jawaban, wahai Harimau Perang, tetapi kukira dijawab atau tidak dijawab, sudah jelas dan tegas bahwa kami akan membunuhmu atas kematian mereka!"
Hari sudah senja. Jika malam tiba kegelapan akan membuat pertarungan mereka semakin sulit dilihat. Kedua belah pihak berasal dari dunia kerahasiaan yang tentunya menjadi kawan kegelapan dalam gelap segala rahasia pertarungan terang benderang bagi yang bertarung. Namun itu tidak akan dan tidak perlu terjadi.
Harimau Perang memang dikepung empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta yang telah mencari, melacak, dan membuntutinya berbulan-bulan, sehingga akhirnya sekarang bekas kepala mata-mata Negeri Atap Langit itu terkepung di sudut barat laut, pada petak di sudut barat laut di Pasar Barat tempat terdapatnya sebuah kolam. Keempat orang Kalakuta memunggungi kolam tersebut dan melangkah semakin dekat kepada Harimau Perang yang sudah tidak bisa mundur ke mana-mana lagi. Sungguh Harimau Perang berada dalam kedudukan yang sangat memungkinkan perajaman dan pembantaian.
Apakah Harimau Perang akan menghilang, seperti ketika Panah Wangi telah memojokkannya di Taman Terlarang saat itu, ketika ia lenyap diiringi bunyi letupan dan hanya menyisakan asap yang segera disapu angin?
Ia masih di sana, menyiapkan jurus pertahanan terakhir. Keempat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta itu masing-masing mengangkat senjata mereka, sepasang pisau panjang melengkung, yang berkeredap samar kuning kehijauan karena endapan racun dalam rendaman bertahun-tahun lamanya.
"Hiruplah napas sedalam-dalamnya, wahai Harimau Perang, hiruplah saat-saat terakhir kehidupanmu di bumi, karena arwah kawan-kawan kami yang dikau bunuh dengan tiada semena-mena menuntut bela. Mereka menantimu di langit sekarang, agar bisa bergantian membantaimu dengan sesuka hati! Harimau Perang, bersiaplah untuk mati!" (bersambung)
#344 Harimau Perang Terkepung!
June 12, 2015 - Posted by Unknown in Bagian 69
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 2:38 PM
#344 Harimau Perang Terkepung!
4.5
5
Unknown
June 12, 2015
Kemudian datanglah pemberitahuan bahwa Harimau Perang sudah terkepung. Empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta, yang mampu melacak jejak seseorang hanya dengan mengendusnya,
KEMUDIAN datanglah pemberitahuan bahwa Harimau Perang sudah terkepung. Empat anggota perkumpulan rahasia Kalakuta, yang mampu melacak jejak ...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak