#343 Pengujian Ilmu-Ilmu Dewa

June 11, 2015   

AKU dan Panah Wangi beberapa kali menguji Ilmu Pemindahan Tubuh maupun Ilmu Pemecahan Tubuh sebagai bagian dari Ilmu Silat Aliran Shannan yang dikuasai oleh Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang, dan sebagian tampaknya sempat dipelajari pula secara terbatas oleh Harimau Perang, sehingga ketika telah terpojok dalam bentrokannya dengan Panah Wangi bisa menghilang dalam letupan dan meninggalkan asap.

Dengan Ilmu Pemindahan Tubuh, apabila kami dengar lagi suara Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang tanpa terlihat orangnya, yang membuatnya hadir seperti dewa, maka kali ini kami akan bisa menjejaki dan melacak di manakah kiranya Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang berada. Dengan Ilmu Pemecahan Tubuh, jika benar apa yang dikisahkan banyak orang dari kedai yang satu ke kedai yang lain, bahwa Harimau Perang bisa berada di mana-mana pada saat yang sama, maka kami pun bisa melakukannya pula.

Kami menggunakan Kotaraja Chang'an sebagai gelanggang pengujian, dengan saling bertukar tubuh dan muncul di mana-mana pada saat yang sama.

Dalam pengujian Ilmu Pemindahan Tubuh kami bertukar saling bersilang dengan Panah Wangi berdiri di Gerbang Chunming di sisi timur bagian utara dan aku berdiri di Gerbang Yanping di sisi barat bagian selatan. Setelah pertukaran berhasil, artinya diriku tiba-tiba muncul di Gerbang Chunming, segeralah aku berkelebat dan melenting-lenting ke Gerbang Yanxing di sebelah selatan Gerbang Chunming itu, untuk segera bertukar tempat dengan Panah Wangi yang setelah muncul di Gerbang Yanping segera melesat ke utara menuju Gerbang Jinguang. Dalam pengujian Ilmu Pemindahan Tubuh ini kami ujikan dahulu pertukaran suara yang sama dengan pengalaman kami ketika bercakap-cakap untuk pertama kali, bahkan hanya sekali itu, dengan yang disebut Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang.

Dalam pengujian Ilmu Pemecahan Tubuh kami menggunakan Pasar Timur dan Pasar Barat sebagai ajang pengujiannya. Di Pasar Timur, Panah Wangi muncul sebagai 50 sosok Panah Wangi yang memperkenalkan dirinya kepada 50 orang pengunjung pasar di tempat yang berbeda-beda dengan seketika.

"Saya adalah Panah Wangi, apakah Andika mengenali saya?"

Lima puluh orang di Pasar Timur menanggapi dengan lima puluh cara pula, tetapi sebagian besar dari mereka bertemu di kedai, ketika masing-masing merasa hanya diri merekalah yang bertemu dengan perempuan terindah dalam selebaran tersebut.

"Daku juga bertemu!"

"Daku juga bertemu!"

"Daku juga bertemu!"

"Dialah yang memperkenalkan dirinya sebagai Panah Wangi terlebih dulu, dan bertanya apakah daku mengenalinya."

"Cantik sekali ya!"

"Cantik sekali!"

"Cantik sekali!"

Namun bukti pengujiannya barulah ternyatakan kemudian, ketika disadari bahwa terdapat 50 sosok Panah Wangi muncul pada 50 titik di dalam pasar secara bersamaan, karena memang tidak mungkin Panah Wangi berpindah-pindah tempat sebanyak itu dalam waktu yang terlalu singkat.

Di Pasar Barat, aku menotok 50 pengunjung yang sedang berdiri tegak di tempat yang berbeda-beda tepat ketika tambur ditabuh sebagai tanda pembukaan pasar, yang sengaja kulakukan sebagai penanda kesamaan waktu. Lima puluh pengunjung ini akan berdiri tegak sampai saat makan siang tiba.

Kenyataan bahwa mereka berdiri tegak akan membuat mereka hanya tampak sebagai orang yang sedang berdiri tegak, yang tidak akan sampai menghentikan arus lalu lintas pasar yang sibuk dan tidak akan terlalu waspada, apakah sosok yang kutotok itu berdiri tegak karena memang sedang berdiri tegak, ataukah terus-menerus berdiri tegak karena tertotok. Kenyataan bahwa mereka adalah pengunjung dan bukan penjual atau pedagang yang tenaganya setiap saat dibutuhkan, akan menghindarkan pasar dari kegemparan yang tidak perlu.

Pada saat makan siang tiba, empat kedai pada empat sudut pasar akan lebih ramai dari biasa. Pada setiap kedai itu akan terdapat 12 atau 13 orang yang bercerita dengan berapi-api tentang kejadian yang mereka alami, sehingga pada empat kedai berlangsung kegemparan kecil seperti berikut.

"Daku mendadak tak bisa bergerak sejak tambur pertama kali berbunyi pagi tadi," kata seseorang, "sekarang mendadak bisa bergerak sehingga daku langsung kemari karena lapar sekali."

"Daku juga mengalami hal yang sama saat tambur pertama kali berbunyi!"

"Daku mengalaminya juga!"

"Daku juga!"

"Daku juga."

"Daku juga."

Aku dapat menyaksikan sendiri hasil pengujianku atas penguasaan Ilmu Pemecahan Tubuh itu pada empat kedai, karena aku berada di sana dan makan siang pada keempat-empatnya! (bersambung)
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 2:23 PM
#343 Pengujian Ilmu-Ilmu Dewa 4.5 5 Unknown June 11, 2015 Aku dan Panah Wangi beberapa kali menguji Ilmu Pemindahan Tubuh maupun Ilmu Pemecahan Tubuh sebagai bagian dari Ilmu Silat Aliran Shannan yang dikuasai oleh Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang ... AKU dan Panah Wangi beberapa kali menguji Ilmu Pemindahan Tubuh maupun Ilmu Pemecahan Tubuh sebagai bagian dari Ilmu Silat Aliran Shannan ya...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak