YAN ZI segera menyerang sosok berbusana serbahitam yang hanya terlihat matanya itu dengan jurus-jurus mematikan. Meskipun tanpa Pedang Mata Cahaya yang ampuh itu, Yan Zi tidak menjadi kurang berbahaya. Jurus-jurus terbaik Perguruan Shaolin dilengkapi jurus-jurus ajaran Angin Mendesau Berwajah Hijau berpadu menjadi jurus-jurus maut yang mengerikan. Namun sosok berbusana serbahitam yang hanya terlihat matanya itu bukanlah orang yang baru belajar silat kemarin sore. Selain semua jurus Yan Zi bisa ditepis, ia mampu balik menyerang pula, sehingga Yan Zi mesti mengerahkan segenap kelincahan yang membuat ia disebut Si Walet untuk menghindarinya.
Pertarungan berlangsung seimbang, kurasa aku tak perlu mengkhawatirkan Yan Zi, dan mengambil waktu untuk menengok tubuh Kipas Sakti. Mengapa sosok berbusana serbahitam yang hanya terlihat matanya itu membunuh Kipas Sakti, sementara yang lain hanya ditotoknya? Lantas aku pun teringat betapa aku tak tahu banyak tentang Kipas Sakti, kecuali seperti yang diakuinya bahwa ia bekerja untuk Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang.
Tentu kami masih ingat bagaimana ia muncul dari balik keremangan senja di atas sebuah perahu dengan ketenangan yang meyakinkan. Lantas ia muncul kembali dan meyakinkan kami bahwa kematian Kaki Angin adalah akibat pengkhianatannya sendiri, karena berperan sebagai mata-mata ganda.
Kemudian kuingat-ingat Kaki Angin. Pemuda yang tampak pandai itu, mungkinkah ia berkhianat? Bukankah Kaki Angin yang mengingatkan kami bahwa tiga pembunuh bayaran yang waktu itu menyerang diriku, Yan Zi, dan Elang Merah dengan senjata rahasia dan langsung terbunuh ketika luput, menandakan bahwa kami sebenarnya sejak lama memang diawasi? Sejauh bisa kubaca wajah seseorang, aku tidak pernah berpikir bahwa pemuda seperti Kaki Angin itu akan mempunyai pikiran yang jahat.
Namun apa yang dilakukannya di Kuil Pagoda Angsa? Benarkah, seperti dikatakan Kipas Sakti, bahwa Kaki Angin telah memberikan keterangan kepada Harimau Perang, ketika keterangan itu seharusnya ia berikan kepada Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang?
Kulihat Kipas Sakti yang tergeletak. Namun mataku menjadi terbelalak ketika ternyata bukanlah kipas besi yang dipegangnya, melainkan Pedang Mata Cahaya untuk tangan kanan milik Yan Zi!
Segera kuambil pedang mestika yang masih terletak di dalam sarungnya itu. Kulihat Yan Zi sudah akan meningkatkan pilihan jurusnya, yang terpaksalah akan harus dilayani sosok berbusana serbahitam yang hanya kelihatan matanya, sehingga aku harus cepat melakukan sesuatu untuk menghentikan. Memisahkan pertarungan tingkat tinggi berkemungkinan mencederai diri sendiri, jika tidak kehilangan nyawa sama sekali.
Kuangkat saja pedang itu, dan Yan Zi segera melompat mundur sambil berputar tiga kali. Ia menyambar pedang itu dari tanganku. Namun belum lagi segalanya jelas, sosok berbusana serbahitam yang hanya kelihatan matanya itu terlihat telah memegang senjata kipas besi.
Itu senjata Kipas Sakti!
Apa yang telah terjadi?
Sosok itu segera menarik penutup mukanya. Aku ternganga. Itulah wajah yang selama ini kami kenal sebagai utusan Ibu Pao, yang bahkan namanya tidak kami kenal! Wajah yang sudah lama kuduga hanyalah berpura-pura bodoh sahaja.
Perempuan paro baya yang selama ini hanya berpura-pura bodoh itu betapapun sempat mengelabui kami pula, tersenyum, dan menggelar kipasnya.
"Berkat kipas ini aku dijuluki Kipas Maut yang pernah membuat riak dan gelombang di sungai telaga dan rimba hijau. Aku mengundurkan diri dari dunia persilatan untuk mencari ketenangan di Danau Sabit Yaeyaquan yang terletak di tengah padang pasir Gansu. Aku terima seorang murid perempuan agar bisa membela dirinya dari dunia laki-laki yang kejam. Tiada kukira setelah menguasai satu dua jurus dia menghilang membawa senjataku dan menamakan dirinya Kipas Sakti. Setelah menyeberangi gurun dan menyusuri lembah selama dua tahun akhirnya terlacak jejaknya di Kotaraja Chang'an."
"Semula aku tidak bisa berbuat apa-apa karena sementara aku bekerja di tempat Ibu Pao, muridku yang culas itu berada bersama kalian. Aku memang mengawasinya beberapa lama untuk mengetahui apakah benar dirinya ingin menjadi pendekar yang menegakkan keadilan." (bersambung)
#113 Dari Kipas Sakti ke Kipas Maut
October 23, 2014 - Posted by Unknown in Bagian 22
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 3:52 PM
#113 Dari Kipas Sakti ke Kipas Maut
4.5
5
Unknown
October 23, 2014
YAN ZI segera menyerang sosok berbusana serbahitam yang hanya terlihat matanya itu dengan jurus-jurus mematikan. Meskipun tanpa Pedang Mata Cahaya yang ampuh itu, Yan Zi tidak menjadi kurang berbahaya. Jurus-jurus terbaik Perguruan Shaolin dilengkapi jurus-jurus ajaran Angin Mendesau Berwajah Hijau berpadu menjadi jurus-jurus maut yang mengerikan.
YAN ZI segera menyerang sosok berbusana serbahitam yang hanya terlihat matanya itu dengan jurus-jurus mematikan. Meskipun tanpa Pedang Mata ...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak