#251 Jaringan Kebusukan dalam Istana

March 10, 2015   

PADANG rumput terbentang keemasan. Kami sudah beberapa hari berada dalam perjalanan pulang ke Chang'an, berkuda perlahan sambil memperbincangkan berbagai rahasia yang diungkapkan Bajing Loncat selama menjadi maharaja bayangan. Begitu rupa rahasia-rahasia dimuntahkannya sehingga kami mesti agak lebih cermat membentuk alur ceritanya, padahal kami bukan tukang cerita!

Gagasan Perdana Menteri Zheng Yuqing untuk mengadu Harimau Perang dengan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang tentu merupakan gagasan yang cerdik.

Harimau Perang adalah kepala mata-mata pasukan pemberontak Daerah Perlindungan An Nam, sedangkan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang pemberontakannya tidak hanya mengandalkan jaringan keluarga besar Yang Guifei dari Shannan, melainkan hampir semua pihak yang bermasalah dengan pemerintahan Wangsa Tang.

Keberadaan dan kecerdasan bersiasat keduanya sungguh telah menyulitkan pemerintahan Wangsa Tang sehingga membuat keduanya saling menggempur adalah gagasan yang bagus. Namun gagasan itu tidak tersampaikan kepada Maharaja Dezong, melainkan dibelokkan oleh dua pejabat kebiri yang bernama Dou Wenchang dan Huo Xianming ke arah Maharaja Dezong juga, tetapi hanya bayangannya, yang diperankan oleh Si Bajing Loncat!

Memang itulah gunanya seorang maharaja bayangan, yakni mengecoh, dan permainan kerahasiaan dalam dunia kekuasaan memang urusannya adalah kecoh-mengecoh. Dapatlah dibayangkan betapa semunya sejarah kekuasaan jika keberlangsungannya terjalankan dari keterkecohan yang satu kepada keterkecohan lain.

"Bajing Loncat hanya pernah bertemu maharaja satu kali ketika menyamakan wajah dan badannya, setelah itu dia ditangani oleh orang-orang kebiri, yang menentukan seluruh hidupnya dalam sepuluh tahun ini," ujar Panah Wangi.

"Ya, kamu jangan membayangkan sebuah pesta pora jika ia harus seranjang dengan Permaisuri Wang atau Selir Wei."

Panah Wangi menatapku dengan wajah bersemu merah dadu. Harus kuakui betapa dadaku pun berdesir menatapnya, meski perasaan seperti itu tidak bertahan lama karena dari depan kami muncul suatu noktah, yang dengan cepat segera membesar dan menuju langsung ke arah kami.

Pengantar surat itu berhenti agak jauh dan melompat turun dari kudanya, berjalan beberapa langkah lantas menjura.

"Salam Pendekar Panah Wangi dan Pendekar Tanpa Nama, saya diutus menyampaikan pesan kepada Puan dan Tuan berdua."

Kami pun balas menjura.

"Kami merasa sangat terhormat mendapat salam dari seorang pengantar surat yang perkasa," sahut Panah Wangi yang lebih mengerti tata caranya daripada aku, ''dan apakah kiranya pesan yang begitu penting itu?"

"Saya diminta menyampaikan kepada Puan dan Tuan bahwasanya Pasukan Siasat Langit telah berhasil mencegah penyelundupan peti-peti emas perbendaharaan negara di perbatasan Khaganat Uighur. Panglima mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan Puan dan Tuan berdua. Kini saya mohon perkenan untuk meneruskan perjalanan, demi tugas-tugas selanjutnya."

Segera kami saksikan pengantar surat itu mencongklang dan menghilang di kejauhan.

Kong Fuzi berkata:

orang bijak senang di air,

orang baik senang di gunung.

yang bijak bergerak; yang baik diam.

yang bijak bahagia; yang baik tenteram. 1


Kami tentu masih ingat bagaimana Pasukan Siasat Langit yang sebagian telah kami lumpuhkan berikut dengan kudanya itu, kami pudarkan totokannya agar mencukupi untuk dibagi dua. Agar sementara yang separo bisa mencegah berpindahnya perbendaharaan emas ke Anpei di wilayah Kaghanat Uighur, separonya lagi mengepung Istana Terlarang dan meringkus Pasukan Hutan Bersayap yang terlibat pencurian harta kerajaan.

Demikianlah sepanjang jalan pulang di jalur cepat kami susun kembali cerita Bajing Loncat tadi.

Pertama, tujuan utama pengepungan Chang'an oleh pasukan pemberontak gabungan pimpinan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang adalah mencuri uang emas perbendaharaan negara; kedua, sebagian dari orang-orang kebiri anggota Pasukan Hutan Bersayap terlibat dalam pencurian tersebut; ketiga, kerja sama antara orang kebiri dan pihak pemberontak ternyata dimungkinkan meski secara tidak langsung, justru oleh Harimau Perang!

Putri Anggrek Merah sebagai pengawal dan kekasih maharaja telah mengendus jaringan busuk itu berdasarkan petunjuk maharaja sendiri, yang tidak pernah diketahuinya ternyata adalah maharaja bayangan. Namun gerakan yang telah dilakukannya, yang mengawasi pemindahan peti-peti uang emas itu, rupanya juga terendus oleh Harimau Perang, yang kemudian memutuskan untuk membunuhnya.

Sementara jaringan orang kebiri sendiri terpecah antara yang sangat setia kepada maharaja dan keluarga istana, dengan orang-orang kebiri yang merasa diri mereka sebagai penghuni istana yang sebenarnya.

"Jadi masih tetap Harimau Perang urusan kita," kataku.

Maka Panah Wangi pun menyahut.

"Kukira harus ditambah Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang yang tidak pernah kelihatan itu." (bersambung)

1. Arthur Waley, The Analects of Confucius [1989 (1938)], h. 120.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 4:17 PM
#251 Jaringan Kebusukan dalam Istana 4.5 5 Unknown March 10, 2015 orang bijak senang di air, orang baik senang di gunung. yang bijak bergerak; yang baik diam. yang bijak bahagia; yang baik tenteram. - The Analects of Confucius PADANG rumput terbentang keemasan. Kami sudah beberapa hari berada dalam perjalanan pulang ke Chang'an, berkuda perlahan sambil memperbi...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak