#12 Siasat Beradu Siasat

July 12, 2014   

DEMIKIANLAH ketiga pendekar ini menjadi teman seperjalanan, dan hubungan Yan Zi dengan Elang Merah yang semula dingin beralih membara. Selama perjalanan yang tiada hentinya melibatkan mereka dalam petualangan, pemuda dari Yavabhumi yang unggul ilmu silatnya ini merasa tak mampu memahami apa pun jua dari hubungan kedua perempuan pendekar itu, yang sementara keduanya tampak akrab dan mesra, kadang tampak saling curiga apakah masing-masing memiliki hubungan tertentu dengan dirinya.

Maka ketika Mahaguru Kupu-Kupu menyandera Yan Zi dan Elang Merah, tiada kemungkinan lain bagi Pendekar Tanpa Nama selain menuruti tuntutannya, yakni mencuri Kitab Ilmu Silat Kupu-Kupu Hitam yang tersimpan di sebuah tempat bernama Shangri-La.

Kisah perjalanan Pendekar Tanpa Nama ke Shangri-La, yang dipercaya sebagai perwujudan Shambala dalam kitab-kitab Buddha, adalah cerita dahsyat tersendiri yang telah memukau para pendengar pembacaan Kitab Nagabumi, seperti pertarungannya dalam keadaan berpura-pura awam melawan para penyamun terbang. Namun pada akhirnya Kitab Ilmu Silat Kupu-Kupu Hitam itu berhasil dilepaskan dari penguasaan Mahaguru Kupu-Kupu Hitam, yang untuk itu menguji daya berpikir Pendekar Tanpa Nama dalam ilmu filsafat, yang berlangsung di puncak sebuah stupa. Kitab yang dilemparkan ke angkasa oleh Mahaguru Kupu-Kupu Hitam, dan melesat di atas gunung-gemunung, menewaskan Mahaguru Kupu-Kupu, sehingga ilmu sihir yang menyandera Yan Zi dan Elang Merah dapat dipudarkan.

Seperti dikisahkan para juru cerita yang membacakan Kitab Nagabumi dari desa ke desa di Javadvipa, keberadaan Pendekar Tanpa Nama, yang dalam setiap pertarungan yang tidak pernah dikehendakinya itu tak terkalahkan, telah diendus banyak orang. Kemampuannya dengan Jurus Tanpa Bentuk yang langka telah membuat berbagai kepentingan mengikutinya, baik berdasarkan kepercayaan maupun kehendak untuk menunggangi kemampuannya.

Telah diketahui betapa Yan Zi disebutkan sebagai anak Yan Guifei dengan Panglima An Lushan yang kebenarannya tidak bisa diperiksa. Namun bersama dengan dongeng ini menjadi pengetahuan banyak orang, bahwa dengan tersebarnya berita kematian Yan Guifei yang dibenci, lantas berlangsung pula perburuan atas keluarga besarnya dari Shannan.

Jaringan keluarga besar Yan Guifei yang dipimpin Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang, yang memiliki Ilmu Pemisah Suara sehingga bisa berbicara kepada siapa pun dari tempat yang jauh jaraknya, berhasil mengumpulkan berbagai unsur perlawanan dan membangun jaringan. Di tepi Sungai Yangzi, jaringan yang telah mengetahui rencana pencurian ini berhasil memancing rombongan kecil Pendekar Tanpa Nama ke dalam sebuah gua, menawarkan rencana yang kemudian disetujui saja, bahwa mereka akan bekerja sama.

Direncanakan bahwa pada hari ketika pedang mestika itu akan dicuri dari Istana Daming, pada hari itu pula gabungan pasukan pemberontak akan dikerahkan untuk mengepung dan menyerang Kotaraja Chang'an, agar mengalihkan perhatian atas ketatnya pengawalan gudang pusaka istana. Meskipun Pedang Mata Cahaya adalah juga harta pusaka keluarga besarnya, tetapi yang menjadi kepentingan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang adalah runtuhnya wibawa istana, karena keberadaan senjata pusaka bagi khalayak adalah bagian dari pancaran wibawa.

Di antara mereka bertiga, hanya Elang Merah, yang sepuluh tahun lebih tua dari Pendekar Tanpa Nama, dan bekerja sebagai mata-mata, pernah memasuki dan cukup mengenal Kotaraja Chang'an, kota berpenduduk seratus kali selaksa1) dari segala penjuru dunia. Pendekar Tanpa Nama berpikir, biarlah mereka kira bisa memanfaatkan tenaganya, asal melalui jaringan rahasia mereka di dalam kota, dirinya mendapatkan keuntungan pula.

Peranan jaringan rahasia, terutama rumitnya jaringan rahasia di dalam istana, sangat disadari oleh Pendekar Tanpa Nama berkat teka-teki perjumpaannya dengan orang-orang kebiri, yang memperkenalkannya kepada kerahasiaan terumit, tentang rahasia negara terpenting yang kiranya dibagi tiga, tanpa kejelasan apakah suatu ketika dapat atau perlu terungkap pula. Ini juga membuatnya waspada terhadap kerahasiaan dalam kerahasian yang berlapis-lapis dalam kesengajaan untuk menyesatkan. Maka memanfaatkan jaringan rahasia mana pun adalah sesuatu yang telah dipertimbangkannya. (bersambung)


1) Dalam bahasa Sanskerta, selaksa adalah 100.000, dalam bahasa Jawa Kuna adalah 10.000. Jadi dari sudut pandang Pendekar Tanpa Nama, yang berlaku adalah perhitungan Jawa Kuna. Tengok P.J. Zoetmulder, S.O. Robson, Kamus Jawa Kuna - Indonesia, terjemahan Darusuprapta, Sumarti Suprayitno (1995), h. 558.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 11:36 PM
#12 Siasat Beradu Siasat 4.5 5 Unknown July 12, 2014 Siasat Beradu Siasat - (Seri 12) dari Cerbung (Cerita Bersambung) Naga Jawa di Negeri Atap Langit Karya Seno Gumira Ajidarma DEMIKIANLAH ketiga pendekar ini menjadi teman seperjalanan, dan hubungan Yan Zi dengan Elang Merah yang semula dingin beralih membara. Selam...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak