#38 7: Kemunculan Kaki Angin

August 9, 2014   

DI kota ini para wanita penghibur dihargai tinggi karena penguasaan mereka atas tata cara perjamuan, tata santun perilaku dan ujaran, serta memang diadakan untuk melayani golongan atas penduduk Chang'an, para pejabat tinggi, orang-orang kaya, dan kaum terpelajar, yang tak dapat terhibur oleh selera murahan yang hanya mengutamakan ketubuhan. Adapun kaum teruna, bagi para wanita penghibur ini merupakan saingan beratnya, terutama ketika segala bentuk penghiburan bahkan dalam kesempurnaannya telah dianggap terlalu membosankan.

Pergaulan dengan kaum teruna itu dicitrakan sebagai kenikmatan menggigit buah persik 1. Segala sesuatu yang dikuasai wanita penghibur dikuasai pula oleh kaum teruna. Mereka menguasai pula segala tata cara, tata santun, dan segala seni, dari menyanyi, menari, serta berpuisi, tak asing pula berfilsafat dan memainkan segala alat yang berbunyi - dengan suatu kelebihan yang tak dimiliki wanita, yakni keterunaannya.

Mungkin bukan kebetulan jika mereka dipusatkan di Dusun Kecil Utara, yang berada di selatan Istana Daming, tempat berlangsungnya segala kegiatan golongan atas di Kotaraja Chang'an. Sudah bukan rahasia betapa para wanita penghibur itu mengincar peluang untuk menjadi selir di istana. Jika bukan selir maharaja, maka selir sembarang warga istana pun lumayan juga, meski bagi warga istana yang tak bisa ditawar adalah garis keturunannya. Justru dengan begitu, keberadaan rumah-rumah pelacuran di Dusun Kecil Utara itu seperti memberikan kebebasan tanpa ikatan bagi golongan atas untuk bersenang-senang. Dengan ketatnya penjagaan dan peraturan di dalam istana, para bangsawan dapat keluar dari istana untuk mendapatkan kesenangannya.

Dengan keberadaan para bangsawan, dan juga para pejabat tinggi seperti para menteri, tidak mengherankan jika orang-orang kaya, para pedagang yang memperjuangkan kepentingannya, akan berdatangan pula ke sana. Sambil mencoba mendekati para pemegang kunci kekuasaan, mungkin berusaha mempengaruhi atau menarik perhatian dengan membayar jasa pelayanan termahal, jika perlu ikut pula mencari dan mendapatkan kesenangan bersama mereka. Bersama dengan itu, dapat kubayangkan betapa keterangan dan penjelasan yang menjadi kepentingan mata-mata mana pun berpeluang untuk digali di sana, ketika arak dan anggur akan memperlancar kata-kata.

Maka bagiku pusat pelacuran di Dusun Kecil Utara itu bukan sekadar pusat hiburan dan kesenangan, melainkan juga pusat kegiatan mata-mata dari berbagai penjuru dan kelompok dengan berbagai macam kepentingan.

Dari tempat ini, mungkinkah kiranya kulacak keberadaan Harimau Perang?

Petugas yang menghubungkan kami bertiga dengan jaringan rahasia Yang Mulia Paduka Bayang-bayang itu adalah seorang pemuda cakap yang menyebutkan dirinya sebagai Kaki Angin. Dari namanya sudah jelas bahwa rupa-rupanya ia mampu bergerak cepat, sehingga dipercaya sebagai penghubung untuk menyampaikan pesan-pesan penting.

Saat Kaki Angin menemui kami, hari sudah menjelang gelap dan ia harus segera pergi sebelum dimulainya jam malam. Kami sudah beberapa hari hanya makan dan minum saja di Penginapan Teratai Emas. Pada dasarnya kami sudah mulai bosan, tapi harus mengerti bahwa kami terikat untuk bekerja sama dengan pihak lain.

Pesan pertama adalah yang terpenting, yakni bahwa pencurian Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu harus dilakukan ketika jam malam sedang tidak diberlakukan, yang berarti ketika kota sedang tenggelam dalam pesta meriah, tetapi yang belum bisa ditentukan pesta dan upacara apa akan menjadi hari penentuan - terutama karena tempat penyimpanan Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu sendiri belum diketemukan.

Seperti rencana semula, pencurian akan dilakukan ketika Chang'an mengalami penyerbuan dalam pengepungan. Tepatnya dalam keadaan sedang kacau, sehingga perhatian terarah ke luar tembok perbentengan tempat terdapatnya pasukan penyerbu, dan terandaikan bahwa meskipun penjagaan di luar istana akan diperketat, terutama untuk melindungi Maharaja Dezong, penjagaan terhadap penyimpanan Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu akan berkurang, jika tidak diabaikan sama sekali.

"Penjelasan itu masuk akal," kataku untuk memancing Kaki Angin, ''tidak setiap hari senjata mestika menjadi pusat perhatian, bahkan ada kalanya kadang-kadang terlupakan."

"Harapan Paduka Yang Mulia Bayang-bayang hanyalah bahwa penjagaan akan melemah pada titik itu, karena perhatian teralihkan tetapi Pendekar Tanpa Nama jangan pernah melupakan, justru saat itulah meningkatnya kewaspadaan," kata Kaki Angin. (bersambung)


1 Terdapat pula dalam "Chang'an", Wikipedia, terunduh 3 Juni 2011.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 5:10 PM
#38 7: Kemunculan Kaki Angin 4.5 5 Unknown August 9, 2014 Di kota ini para wanita penghibur dihargai tinggi karena penguasaan mereka atas tata cara perjamuan, tata santun perilaku dan ujaran, serta memang diadakan untuk melayani golongan atas penduduk Chang'an, para pejabat tinggi, orang-orang kaya, dan kaum terpelajar, yang tak dapat terhibur oleh selera murahan yang hanya mengutamakan ketubuhan. DI kota ini para wanita penghibur dihargai tinggi karena penguasaan mereka atas tata cara perjamuan, tata santun perilaku dan ujaran, serta ...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak