#39 Menangkap Pencuri dengan Pencuri

August 10, 2014   

KAKI Angin pun melanjutkan.

"Kami sedang melakukan penyelidikan tentang jadwal maupun cara penjagaan di dalam istana, termasuk cara-cara penjagaan di gudang penyimpanan senjata mestika, yang agak sulit karena setiap bulan cara-caranya berganti. Namun kami yakin bahwa cara-cara itu meskipun selalu berganti juga akan selalu diulangi sebagai bagian dari keseluruhan cara-cara tersebut. Maka dari itu kami perlu waktu, di samping memang belum pasti di manakah tempatnya Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu."

Pedang Mata Cahaya yang terpisahkan dari pasangannya itu konon amat sangat berat. Dengan tiadanya perhatian kepada pedang itu saat-saat belakangan ini, ketika Wangsa Tang masih sangat sibuk membenahi tata perdagangan, keuangan, dan pertanian yang baru akan membaik setelah cukup kacau balau semenjak Pemberontakan An-Shi, tidaklah kubayangkan pedang itu sekali ditempatkan akan dipindah-pindahkan.

Masalahnya, bagaimana caranya mengetahui pedang itu di mana disimpan?

"Salah satu cara mengetahuinya,'' kata Kaki Angin pula, ''adalah melihat siapa penjaganya."

Aku mengerti apa yang dimaksudnya. Jika mengikuti cara berpikir Kong Fuzi, sebetulnya adidaya kesaktian sebuah pedang tidak mendapat tempat, dalam arti tidak dipercaya sama sekali. Dari sebuah pedang, yang dipercaya kedahsyatannya adalah mutu tempaannya, berdasarkan pengetahuan atas cara pembuatan maupun pengujiannya dalam berbagai macam percobaan. Dengan pengetahuan atas logam yang tinggi, kelenturan dan kesetimbangannya sebagai senjata tajam, dipadu ilmu pedang tingkat pendekar, sebuah pedang mencapai kesempurnaan atas keberadaannya.

Namun karena takhayul tetap beredar sebagai bagian dari cerita sebuah pedang, maka diandaikan justru cerita-cerita dahsyat tentang sebuah pedang yang dianggap mestika itulah yang membuat sebuah pedang harus dijaga, termasuk Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri. Sedangkan cerita penuh kedahsyatan tentang sebuah pedang yang tidak bisa dibedakan dengan takhayul itu adalah bagian dari kenyataan dunia kang ouw, dunia sungai telaga persilatan, sehingga dengan masuk akal diandaikan betapa yang peduli dan tertarik mencurinya tentulah orang-orang rimba hijau dan sungai telaga juga. Artinya, senjata-senjata mestika di istana tidak akan dijaga oleh serdadu biasa, dan bukan juga pengawal istana dengan kemampuan ilmu silat yang setara dengan para pendekar, melainkan para pendekar dari dunia persilatan itu sendiri.

"Seperti menangkap pencuri dengan pencuri," ujar Elang Merah menyergah, yang segera dibenarkan oleh Kaki Angin.

"Hanya sesama pendekar dari dunia persilatan akan dapat melawan senjata rahasia dengan senjata rahasia, ilmu hitam dengan ilmu hitam, dan ilmu halimunan dengan ilmu halimunan. Tentu hanya dengan mengetahui siapa yang bertugas menjaga, tepatnya giliran siapa dan pada hari apa, maka dapatlah dipelajari cara mengatasinya, berdasarkan pengetahuan dan kelemahannya," ujar Kaki Angin.

"Dunia persilatan terlalu luas," kata Elang Merah, lebih seperti kepada dirinya sendiri, "ilmu-ilmu silat pun tak selalu bisa diduga."

Kami semua terdiam. Kata-kata Elang Merah ada benarnya. Pertama, senjata mestika tentunya juga menarik perhatian tokoh-tokoh dunia persilatan yang sudah lama mengundurkan diri, antara lain karena tiada lagi lawan yang bisa mengalahkan mereka; kedua, bahwa dalam kenyataannya nyaris tiada berita tentang hilangnya suatu senjata mestika di istana, maka dapat pula diduga betapa penjagaan senjata-senjata itu, bersama penjagaan di istana secara keseluruhannya, memang ketat luar biasa, dan terutama untuk menjaga senjata mestika tentulah telah ditempatkan para petugas dengan tingkat ilmu silat yang amat sangat tingginya.

"Barangkali Puan dan Tuan pernah mendengar cerita bahwa kadang-kadang tersebar berita tentang tempat penyimpanan sebuah senjata mestika, berikut cara-cara penjagaannya," kisah Kaki Angin, "Berita semacam itu sengaja disebar untuk memancing maling, yang ketika terkecoh biasanya mengalami nasib malang, karena tiada mendapat pengampunan sama sekali ketika terjebak dalam perangkap siasat penjagaan."

"Ada kalanya pencuri yang tertipu itu terbunuh di tempat, bahkan ketika baru saja melompati tembok dan melayang turun, tetapi mungkin juga ia dibiarkan masuk dan mengendap - endap sampai ke ruang penyimpanan, lantas di sana ditangkap hidup-hidup. Tak mungkin baginya melawan dalam kepungan para pengawal istana, yang jika berhasil diatasi masih harus di­hadapinya pula para pendekar berilmu silat sangat tinggi." (bersambung)
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 11:12 AM
#39 Menangkap Pencuri dengan Pencuri 4.5 5 Unknown August 10, 2014 Namun karena takhayul tetap beredar sebagai bagian dari cerita sebuah pedang, maka diandaikan justru cerita-cerita dahsyat tentang sebuah pedang yang dianggap mestika itulah yang membuat sebuah pedang harus dijaga, termasuk Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri. KAKI Angin pun melanjutkan. "Kami sedang melakukan penyelidikan tentang jadwal maupun cara penjagaan di dalam istana, termasuk cara-c...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak