#49 Senjata Rahasia Makan Tuan!

August 20, 2014   

DARI mereka kami membutuhkan jaringan rahasia pembuka jalan ke arah tempat penyimpanan pedang, dari kami mereka membutuhkan kepastian bahwa Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri yang mahaberat itu dapat terangkat dan tercuri, yang rupanya telah mereka ketahui pula hanya bisa dilakukan oleh Yan Zi sebagai pemegang Pedang Mata Cahaya untuk tangan kanan pasangannya, karena jika Yan Zi yang memegangnya maka Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu akan menjadi ringan, begitu ringan, bagaikan tiada lagi yang bisa lebih ringan.

Hanya itulah yang sempat kupikirkan ketika tubuhku berkelebat tanpa diperintah otak dengan begitu cepat, sangat amat cepat, bahkan lebih cepat dari cepat, sehingga seketika itu juga telah kutembus hujan yang mendadak turun dengan deras. Aku melesat di antara curah hujan menuju wuwungan atap rumah di seberang Penginapan Teratai Emas dan menotok jalan darah penyerang gelap dengan senjata rahasia terkejam itu.

Penyerang gelap yang tidak bertutup muka tetapi wajahnya tertutup bayangan caping itu jatuh menggelinding di atas genting menuju ke bawah. Aku menjejakkan kaki dan berkelebat untuk menerima tubuh itu di bawah, karena jika penyerang gelap ini tewas karena jatuh di atas genting tentu tiadalah keterangan yang akan kudapat.

Dari celah suara hujan kuketahui Yan Zi dan Elang Merah telah terlibat dalam pertarungan antara hidup dan mati. Memang hanya bisa didengar karena gerakan mereka yang bertarung ini bahkan olehku sudah tidak dapat dilihat lagi. Jika kedua perempuan pendekar itu pun sudah mengeluarkan kemampuannya bergerak cepat sampai tingkat seperti ini, niscaya kedua penyerang gelap tersebut ilmu silatnya pun sudah sangat tinggi!

Dalam keredap kilat dan halilintar kudengar suara Yan Zi.

"Anjing buduk! Menyerahlah jika tidak ingin mati!"

Selintas kudengar suara tawa sebagai jawabannya, yang nadanya membersitkan kepadaku suatu gagasan mengerikan.

Benar juga. Saat kuterima tubuh penyerangku yang terguling-guling di atas genting menuju ke bawah itu, ternyata pada dahinya telah menancap sebuah piauw seperti miliknya sendiri, bahkan mungkin juga memang miliknya sendiri yang dikembalikan lagi!

Pada saat yang sama rupa-rupanya para penyerang Yan Zi dan Elang Merah juga tewas! Jika penyerangku memang tak bisa menghindar karena tubuhnya lumpuh setelah kutotok urat syaraf di bawah tengkuknya, maka penyerang Yan Zi dan Elang Merah justru tertembus pertahanannya ketika sedang melenting ke atas menghindari jurus-jurus maut kedua perempuan pendekar tersebut - juga oleh senjata rahasia mereka masing-masing...

Sepintas lalu merupakan kematian yang tidak adil. Dibunuh dengan senjata rahasianya sendiri ketika tugas pembunuhan gelap mereka gagal - tetapi mereka yang bergerak dalam dunia hitam, terutama para pembunuh gelap dari perkumpulan rahasia, telah memiliki kesepakatannya sendiri.

Tubuh kedua pembunuh yang kini menjadi korban itu juga jatuh ke genting tanpa daya, terguling-guling ke bawah dan akan terjerembab di tepi jalan.

Tubuh penyerangku telah kuletakkan. Sepintas terlihat wajahnya sudah tak bernyawa ketika capingnya tersingkap karena terguling-guling tadi --wajahnya seperti orang kebanyakan saja. Tak dapat kupastikan apakah ia beranak dan beristri, tetapi dapat kupastikan betapa ia juga berayah dan beribu.

Aku di bawah dan Yan Zi serta Elang Merah masih berada di atas genting. Hujan masih deras dan kami bertiga basah kuyup. Hujan seperti ini membuat dunia menjadi kelabu. Dari balik tirai kelabu berkelebat bayangan para pengawal Burung Emas.

Ketika kedua tubuh pembunuh itu akhirnya terjerembab di jalanan, yang menjadi sungai karena banjir dan menghanyutkan tubuh-tubuh itu, kami telah melenyapkan diri.

Di Benares, di Taman Rusa, Sang Bhagava bicara kepada kelompok lima bhikkhu:

"Tubuh, bhikkhu, bukanlah diri jika tubuh, bhikkhu, adalah diri maka tubuh takkan terserang penyakit dan seseorang dapat berkata tentang tubuh:
'Biarlah tubuhku menjadi seperti ini; Biarlah tubuhku tak menjadi seperti ini.'

Tetapi, bhikkhu, karena tubuh bukanlah diri, tubuh terserang penyakit, dan seseorang tidak dapat berkata tentang tubuh:
'Biarlah tubuhkumenjadi seperti ini; Biarlah tubuhku tak menjadi seperti ini." 1


(bersambung)


1 Dari Bhikkhu Dhammavuddha Maha Thera, The Five Illusionists, diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Nana Suriya Johnny dan Stevenson Kantadhammo (2009), h. 33.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 4:36 PM
#49 Senjata Rahasia Makan Tuan! 4.5 5 Unknown August 20, 2014 DARI mereka kami membutuhkan jaringan rahasia pembuka jalan ke arah tempat penyimpanan pedang, dari kami mereka membutuhkan kepastian bahwa Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri yang mahaberat itu dapat terangkat dan tercuri, yang rupanya telah mereka ketahui pula hanya bisa dilakukan oleh Yan Zi DARI mereka kami membutuhkan jaringan rahasia pembuka jalan ke arah tempat penyimpanan pedang, dari kami mereka membutuhkan kepastian bahwa ...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak