#50 Bagaimana Uang Menjadi Tuan

August 21, 2014   

KAKI Angin segera muncul di Penginapan Teratai Emas. Ditemukannya tiga tubuh tak dikenal telah menjadi berita di mana-mana, tetapi seperti bisa diduga, ketiganya sama sekali tidak dikenal - juga bahwa tidak ada tanda-tanda perangkat busana maupun tubuh yang bisa dibaca bahwa ketiganya berasal dari suatu tempat tertentu. Mereka hanya seperti orang kebanyakan yang biasa terlihat di Chang'an saja.

Justru kesimpulan itulah yang menegaskan kepada Kaki Angin, ketiganya adalah anggota perkumpulan rahasia.

"Sudah pasti bukan Golongan Murni," katanya, "karena meskipun Golongan Murni tidak resmi, mereka tidak terlalu bermaksud merahasiakan dirinya. Lagipula siapa pun yang mewakili mereka biasanya bertanda rajah."

Aku diam saja, meski sudah pernah melihat sendiri tanda rajah Mata Ketiga pada dahi maupun tanda pedang bersilang di dada kiri. Aku masih ingat apa yang dikatakan tentang Golongan Murni, golongan yang merasa hanya bangsa Han layak memerintah dunia, seperti bisa memastikan kemurnian darah bangsa Han itu, yang diandaikannya begitu mulia berdasarkan suatu kepastian dari langit. Meskipun gagasan semacam itu telah ditertawakan para cendekiawan Negeri Atap Langit sendiri, tetapi pendukungnya tidak sedikit, terutama karena para tokohnya yang bersembunyi di balik layar mampu menggalang dana besar bagi tujuan mereka, yakni membasmi bangsa apa pun yang dianggap merupakan ancaman bagi bangsa Han.

Di kotaraja seperti Chang'an, kota tempat pergaulan segala bangsa demi berbagai kepentingan, bagaimana mungkin gagasan semacam itu bisa diterima?

Namun kuketahui bagaimana uang dapat menjadi tuan untuk memperbudak siapa pun yang membutuhkannya.

Aku juga tak yakin bahwa Golongan Murni masih mempertahankan perlunya rajah bagi keanggotaan pengikutnya. Lagipula mereka juga dapat menugaskan pembunuh bayaran yang tidak memiliki rajah semacam itu.

Apakah yang dapat diketahui Kaki Angin tentang peristiwa ini?

"Dari cerita Puan dan Tuan bahwa serangan ketiganya dimaksud mematikan, dan ketiganya dimatikan begitu gagal dengan senjatanya sendiri, terdapat dua perkara."

"Apa itu?" Yan Zi tampak penasaran.

"Bahwa kerahasiaan pemberi tugas sangat amat penting, yang juga berarti pemberi tugasnya sangat amat dikenal."

"Dikenal oleh kami?"

"Ya, dikenal oleh Puan dan Tuan, atau dikenal oleh orang banyak."

"Padahal tidak ada yang kami kenal dan tidak ada yang mengenal kami," ujar Elang Merah, dengan tajam, "kecuali kalian..."

Kaki Angin tersenyum.

"Saya tidak dapat menolak pikiran Puan yang seperti itu," katanya,

"tetapi itu bukanlah kenyataannya."

"Apa perkara yang kedua?" tanya Yan Zi lagi.

"Bahwa ini menyangkut sesuatu yang telah Puan dan Tuan ketahui, padahal sangat dirahasiakan, sehingga kematian Puan dan Tuan harus dipastikan, begitu pula kematian para pembunuh Puan dan Tuan itu."

"Jadi mereka akan tetap dibunuh ketika berhasil membunuh kami?" kataku.

"Itu sudah pasti," katanya yakin, "Jika tidak, mengapa harus ada pembunuh lain di dekat mereka, dan pembunuh lain itu tidak langsung menyerang Puan dan Tuan saja?"

Hmm. Rahasia berlapis rahasia.

Kaki Angin tidak keliru, hanya saja aku ragu, bahwa memang hanya itulah yang diketahuinya. Kaki Angin pasti lebih mengenal peta perkumpulan rahasia di Negeri Atap Langit, paling tidak di Chang'an, daripada kami bertiga. Benarkah tidak terdapat penunjuk apa pun dari peristiwa ini yang mengarahkannya kepada sesuatu yang dikenalnya, yang perlu diberitahukannya kepada kami bertiga?

Kusadari kembali betapa di luar dunia persilatan, pertarungan kekuasaan jauh lebih rumit daripada yang bisa diduga. Kuyakinkan diriku bahwa kami tidak bisa dan pada waktunya mungkin tidak perlu mengandalkan hanya jaringan Yang Mulia Paduka Bayang-bayang saja. Kerja sama ini hanya berlaku sejauh masih memberi keuntungan kepada kami bertiga.

Setelah Kaki Angin pergi dengan janji akan segera membongkar kerahasiaan di balik peristiwa ini, kuutarakan pendapatku kepada kawan-kawanku. Elang Merah segera menanggapi.

"Bagaimana kalau aku menghubungi jaringan mata-mata Tibet?"

Aku dan Yan Zi berpandangan. Tidaklah kutahu apa yang dipikirkan Yan Zi, mungkinkah ia mencurigai seseorang yang dengan dirinya pun sudah berkasih-kasihan? Namun bagiku peluang ini tidak ada salahnya dicoba. Bagiku semakin cepat Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri itu tercuri, semakin aku bisa memusatkan perhatian kepada perburuan Harimau Perang. (bersambung)
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 3:22 PM
#50 Bagaimana Uang Menjadi Tuan 4.5 5 Unknown August 21, 2014 Di kotaraja seperti Chang'an, kota tempat pergaulan segala bangsa demi berbagai kepentingan, bagaimana mungkin gagasan semacam itu bisa diterima? Namun kuketahui bagaimana uang dapat menjadi tuan untuk memperbudak siapa pun yang membutuhkannya. KAKI Angin segera muncul di Penginapan Teratai Emas. Ditemukannya tiga tubuh tak dikenal telah menjadi berita di mana-mana, tetapi seperti b...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak