#70 Rahasia yang Belum Tentu Ada

September 10, 2014   

SEBAGAI orang asing aku merasa sulit menguasai seluk beluk kerahasiaan dan tipudaya licin dalam pertarungan antar-jaringan rahasia, tempat jerat dan jebakan dalam kerahasiaan bertebaran begitu rupa, sehingga tak jelas lagi apakah suatu rahasia memang ada ataukah tampaknya saja memang dibuat seperti ada, meskipun ada dan tidaknya tiadalah seseorang akan tahu pula, karena memang merupakan rahasia.

Peluang itu kulihat dari pengakuan Ibu Pao, bahwa ia bukan saja berpengalaman menjodohkan pasangan antarkeluarga lapisan atas dalam Kota Chang'an, tetapi juga mengasuh cukup banyak wanita penghibur dengan keterpelajaran dan keberadaban mereka yang kadang mencengangkan untuk melayani permintaan para pemilik rumah minum di Dusun Kecil Utara. Kuketahui pula, bukan ha­nya jaringan wanita penghibur yang dikuasainya, melainkan juga para teruna. Sedangkan di Petak Teruna itulah berdatangan para bangsawan, yang tidak mungkinkah di antaranya mengetahui dengan tepat letak penyimpanan senjata mestika, terutama Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri?

Kepada Ibu Pao tentu aku tidak bisa berterus terang bermaksud mencuri pedang, tetapi... Saat itulah kudengar sebuah kalimat di antara beribu kata-kata yang bertebaran di jalan besar.

"Kalau begitu, sebaiknya meminta bantuan Harimau Perang..."

Aku terkesiap dan melesat keluar. Namun Chang'an adalah kota yang ditinggali sepuluh kali seratusribu manusia, yang membuat jalanan mana pun di luarnya selalu ramai, hiruk-pikuk, dan pada beberapa tempat bahkan penuh sesak, apalagi di tempat penghiburan seperti Petak Teruna...

Di tengah keramaian kupejamkan mataku, kucari warna suara yang kudengar tadi dengan ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang, tetapi tiada getaran penanda yang menunjukkan keberadaannya.

Siapakah mereka? Orang-orang dari mana? Berbicara tentang apa? Betapa banyak kebetulan dapat memberuntungkan hidup kita, tetapi kali ini aku tidak cukup beruntung. Jika aku dapat membuntuti kedua orang yang bercakap-cakap dan menyebut-nyebut Harimau Perang tadi, dengan segera tentu aku dapat menyelesaikan tugas yang telah kubebankan kepada diriku sendiri, yakni menuntut pertanggungjawaban Harimau Perang atas kematian Amrita. Namun aku bukan hanya tidak dapat melakukannya sekarang, melainkan tak tahu pasti kapan akan menemukan jejaknya lagi! Sudah jelas betapa aku tidak mungkin mengandalkan keberuntungan.

Mungkinkah mereka sengaja bungkam agar jejaknya tak terlacak siapa pun yang memiliki ilmu pendengaran? Betapapun itulah sikap yang selalu diajarkan dalam ilmu penyusupan. Kubuka mataku, kini hanya kudengar pengemis di tepi jalan menggumamkan ajaran Laozi sambil menanti lemparan uang.

aku tak tahu namanya
maka kunamakan Jalan
kalau harus kugambarkan
kusebut yang besar
yang besar masuk ke dalam diri
di dalam diri mencapai yang jauh
dari yang jauh kembali lagi 1


"Biarlah daku membuntuti mereka, kembalilah kepada Ibu Pao," katanya.

Sebetulnya benakku masih bertanya-tanya, bagaimana Yan Zi bisa mengetahui juga perbincangan kedua orang itu, tetapi memang benar aku harus segera kembali kepada Ibu Pao. Kami harus dengan cepat memanfaatkan setiap peluang yang terbuka, setelah terbukti betapa jaringan rahasia mengalami jalan buntu dalam keruwetan pertarungan antar-jaringan, yang bahkan telah mengorbankan nyawa Elang Merah.

Ibu Pao tersenyum melihatku datang kembali. Ia mengangkat cawannya yang kosong. Aku mengerti, sebagai induk semang wanita-wanita penghibur yang paling tenar di Chang'an, terutama sebagai tukang jodoh di kalangan atas, Ibu Pao bukanlah orang tak beruang. Namun untuk kerja sama yang paling disukainya pun, ia tentu harus menguji itikad baik, maka aku pun kembali memberi isyarat kepada pelayan untuk mengisi cawan arak kami. Sebetulnya aku bahkan bisa meminta guci, tetapi kuingatkan diriku bahwa Ibu Pao semestinyalah harus bisa memahami maksudku dengan sadar dan jelas, bukan dalam keadaan mabuk.

Setelah beberapa tenggak, kuketahui Ibu Pao bukanlah orang yang gampang mabuk. Dengan suara pelahan kusampaikan maksudku, apakah dirinya bisa memberiku petunjuk tentang letak penyimpanan senjata mestika, mengingat hubungannya yang sangat baik dengan para pejabat tinggi dalam pemerintahan Wangsa Tang maupun para bangsawan, termasuk dengan mereka yang tinggal di dalam istana. (bersambung)


1 Berdasarkan tiga terjemahan atas sebagian dari ayat ke-25 dalam Daodejing: dari terjemahan ke bahasa Inggris oleh R. B. Blakney (1955) dan D. C. Lau (1963), maupun ke bahasa Indonesia oleh Tjan K. (2007).
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 5:44 PM
#70 Rahasia yang Belum Tentu Ada 4.5 5 Unknown September 10, 2014 Aku tak tahu namanya, maka kunamakan Jalan. Kalau harus kugambarkan, kusebut yang besar. Yang besar masuk ke dalam diri, di dalam diri mencapai yang jauh, dari yang jauh kembali lagi. SEBAGAI orang asing aku merasa sulit menguasai seluk beluk kerahasiaan dan tipudaya licin dalam pertarungan antar-jaringan rahasia, tempat j...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak