PARA pengawal istana yang mengepung kami berada di bawah, teras Balai Anggrek Merah ini cukup tinggi untuk menghitung mereka dengan cepat. Tidak kurang dari tiga ratus orang telah menghunus senjatanya, bahkan terdapat barisan panah yang langsung memberikan serangan mendadak. Lima puluh anak panah melesat siap merajam tubuh kami!
Para pemanah itu tentu pembidik jitu, karena dari jumlah lima puluh itu dua puluh lima anak panah terarah dengan tepat ke berbagai titik lemah di tubuh Yan Zi dan dua puluh lima anak panah yang lain terarah ke berbagai titik lemah di tubuhku!
Yan Zi memutar pedangnya dengan kecepatan tinggi untuk melindungi tubuhnya sehingga panah-panah itu bagaikan memasuki suatu alat penghancur, buyar bertaburan bagaikan dedaunan tertiup angin, sementara aku cukup menjatuhkan diriku ke lantai teras sehingga dua puluh lima anak panah itu bersuit-suit melewatiku dan menancap ke pintu besar Balai Anggrek Merah.
Aku dan Yan Zi bertatapan dan saling mengerti dengan cepat. Sekali jejak kami telah melayang ke atas genting di atas teras, dan sekali lagi kami menjejak sudah berada di atas wuwungan Balai Anggrek Merah. Gedung-gedung di dalam Istana Daming begitu tinggi, sehingga berada di atas wuwungan dalam kegelapan seperti ini dari bawah kami nyaris tidak terlihat meski mata seorang pendekar tentu saja tidak dapat disamakan.
Seperti yang sudah seharusnya dilakukan, kami menunggu sejenak untuk mengetahui apakah akan ada seseorang yang memiliki ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi dan cukup bernyali untuk mengikuti kami. Namun apa yang terjadi di bawah itu jauh lebih mengejutkan karena ternyata berlangsung bentrokan sengit di antara pasukan pengawal istana itu. Beberapa orang bahkan sudah bergelimpangan dengan darah berbuncah dari luka yang menganga.
Segera kulihat di antara mereka terdapat sosok-sosok yang sudah kami kenal, seperti Kucing Garang dari Tiantaishan, Kelelawar Putih, dan Jagal Maut di satu pihak, berhadapan dengan pihak yang dipimpin oleh Panglima Zhen!
"Harimau Perang benar tentang kalian," kata Panglima Zhen, "betapapun tinggi ilmu silatnya, golongan hitam tidak lebih daripada tikus!"
"Kalian hamba-hamba Wangsa Tang dipersilakan buka mulut selebar-lebarnya, karena hari-hari kalian hampir berakhir!"
Mungkin hanya seratus orang dari pihak golongan hitam menyerbu dua ratus pengawal istana yang berilmu tinggi. Tetapi karena merupakan serangan tak terduga, datang dari pihak yang sempat mengawal istana bersama-sama pula, maka terjadi kekacauan yang dengan seketika menumpahkan darah dan menerbangkan nyawa. Jerit, teriakan, dan raung kesakitan segera menandingi deru angin, yang tidak juga mereda, bahkan menderu-deru begitu rupa bagaikan berkehendak mencabut segala tanaman dan pohon dari akarnya.
"Apakah Pendekar Tanpa Nama mendengar apa yang dikatakan Panglima Zhen itu?"
"Ya, Harimau Perang jelas bekerja untuk Wangsa Tang."
"Mungkinkah orang yang bekerja untuk Wangsa Tang membunuh Putri Anggrek Merah?"
"Tapi kita belum tahu siapakah Putri Anggek Merah itu."
Yan Zi tertegun. Aku pun sebetulnya terkejut dengan pendapatku sendiri. Namun jika Harimau Perang memang diundang untuk membereskan keruwetan, aku tidak terlalu heran jika keberadaan Putri Anggrek Merah dianggap berbahaya. Bukankah Putri Anggrek Merah telah mengakui betapa keluarga Yan Zi adalah keluarganya juga, yang juga berarti menjadi kerabat keluarga besar Yan Guifei dari Shannan. Sedangkan kebencian banyak orang terhadap Yan Guifei bukanlah terutama karena menjadi kesayangan maharaja, melainkan karena menempatkan terlalu banyak kerabatnya pada berbagai kedudukan dalam pemerintahan. Sangat sering dengan tidak melalui ujian negara.
Jika dalam kedudukan seperti itu, Putri Anggrek Merah kini menjadi simpanan terkasih maharaja yang sama, terutama dengan memiliki pengawal rahasianya sendiri pula, mungkin dianggap terlalu berbahaya dalam pandangan seorang petugas rahasia seperti Harimau Perang. Dengan pengawal rahasia berilmu tinggi di sekitarnya, Putri Anggrek Merah bukan hanya sulit disentuh, tetapi juga terlalu mudah membunuh sang maharaja.
"Mengapa tidak menangkapnya saja sejak lama? Kenapa hari ini dan oleh Harimau Perang sendiri pula?"
Tanggapan Yan Zi sangat masuk akal, tetapi jelas di dalam Istana Daming kedudukan Putri Anggrek Merah sebagai simpanan terkasih sungguh tidak memungkinkan untuk ditangkap.
"Harimau Perang menewaskan Putri Anggrek Merah, kitalah yang dituduh sebagai pembunuhnya!" Yan Zi berujar dengan gusar. (bersambung)
#119 Pembunuh di Dalam Istana Daming
October 29, 2014 - Posted by Unknown in Bagian 23
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 1:39 PM
#119 Pembunuh di Dalam Istana Daming
4.5
5
Unknown
October 29, 2014
PARA pengawal istana yang mengepung kami berada di bawah, teras Balai Anggrek Merah ini cukup tinggi untuk menghitung mereka dengan cepat. Tidak kurang dari tiga ratus orang telah menghunus senjatanya, bahkan terdapat barisan panah yang langsung memberikan serangan mendadak. Lima puluh anak panah melesat siap merajam tubuh kami!
PARA pengawal istana yang mengepung kami berada di bawah, teras Balai Anggrek Merah ini cukup tinggi untuk menghitung mereka dengan cepat. T...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak