#95 Menjelang Penyusupan di Istana Daming

October 5, 2014   

DI Penginapan Teratai Emas yang tak pernah tidur, Kipas Sakti mendapat kamar di sebelah kamar kami. Dalam waktu singkat, dia sudah berperkara dengan banyak tamu lelaki yang mengira dirinya pemain ketangkasan yang bisa diajak berkencan. Para tamu lelaki yang kurang memiliki kesabaran untuk merayu karena terbiasa membeli kesenangan dengan uang, dan langsung mengulurkan tangannya ke arah dada Kipas Sakti, tiba-tiba saja jatuh terbanting. Bahkan ada yang tidak bisa bangun lagi sehingga harus diangkut dengan tandu.

Apabila adegan semacam itu berlangsung beberapa kali, besar kemungkinan akan menarik perhatian, maka Yan Zi memperingatkan.

"Selama tinggal beberapa bulan di sini, aku dan Elang Merah sering mengalami perlakuan yang sama, tetapi tidak sekalipun kami pernah membuat keributan."

"Kalau diperlakukan seperti itu, apa yang akan dilakukan seorang pendekar kenamaan seperti Yan Zi Si Walet?"

"Kita bukan lagi pendekar di sini," jawab Yan Zi, yang aku heran kali ini tampak bisa bersabar. "Kita berada dalam tugas penyamaran. Untuk berhasil dalam penyamaran kita harus menghindari segala bentuk pengamatan. Waktu kami baru datang ada saja yang penasaran dan melakukan pendekatan, tetapi kami berusaha menghindarkannya seperti cara-cara awam."

"Hidupku di padang rumput, kepada setiap lelaki seperti itu perempuan awam pun wajib membantingnya."

"Kita bukan berada di padang rumput sekarang, kita berada di Kotaraja Chang'an, kota terbesar dengan penduduk terbesar pula di dunia! Jika ingin selamat dan tujuan kita berhasil, jagalah tindak-tandukmu!"

Kipas Sakti tidak menjawab dan kurasa ia mencoba mengerti. Aku mengambil kesimpulan, meskipun sedang menjalankan tugas rahasia, dan memang merupakan pengawal rahasia Yang Mulia Paduka Bayang-bayang, dia sudah jelas bukanlah seseorang yang terdidik seperti seorang anggota perkumpulan rahasia. Ia memahami kerahasiaan lebih sebagai anggota pasukan pemberontak yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain di alam bebas, menghindari perburuan pasukan pemerintah Wangsa Tang. Kipas Sakti barangkali mengira begitu lepas dari kesatuannya ia tidak terikat lagi dengan bentuk kerahasiaan yang selama ini dikenalnya.

Justru penemuan ini membuatku lebih memahami perlawanan Yang Mulia Paduka Bayang-bayang. Meskipun sakti, sebetulnya pemberontakan Yang Mulia Paduka Bayang-bayang jauh dari keinginan untuk merebut kekuasaan. Segenap keluarga besar Yang Guifei di Shannan tertindas, dan karena itu harus melawan, karena tanpa perintah maharaja tetap saja siapa pun yang memiliki hubungan darah dengan Yang Guifei, permaisuri kesayangan maharaja, akan diburu sampai mati, seperti hubungan darah itu merupakan jaringan kejahatan. Maka penindasan yang tak perlu itu pun hanya menyebabkan perlawanan meluas.

"Kuharap saja ia tidak membuat masalah dalam penyusupan besok," ujar Yan Zi.

"Kukira tidak, Yang Mulia Paduka Bayang-bayang tidak akan percaya kepada sembarang orang," kataku.

Betapapun aku sangat percaya bahwa ilmu silat Kipas Sakti sangat tinggi. Kuingat dari pertemuan kami pada remang senja hari di atas perahu dulu itu, maupun dari perjumpaan kali ini, aku tidak pernah bisa mengukur tinggi atau rendahnya ilmu silat yang dia miliki, baik dari langkah maupun gerak-geriknya yang mana pun. Adapun ketika membanting para tamu lelaki yang mencoba berbuat tidak pantas kepadanya, ia menggunakan jurus bela diri tanpa tenaga dalam yang banyak dikuasai oleh orang-orang awam, sehingga kemampuan sebenarnya tetaplah tersembunyi juga, yang justru menandakan betapa tinggi ilmu silatnya.

Disebutkan bahwa Tzu-kung, murid Kong Fuzi, bertanya, apakah kiranya yang membentuk seorang manusia utama. Maka, sang guru berkata, "Ia bertindak sebelum berbicara, dan setelah itu berbicara sesuai tindakannya." 1

***

Malam telah turun di Kotaraja Chang'an. Langit gelap tanpa rembulan. Kami bertiga mengendap-endap tapi bergerak cepat sepanjang tembok sisi barat. Seperti anjuran utusan Ibu Pao yang berpura-pura bodoh itu, kami mendekati Gerbang Xing An di ujung barat pada sisi selatan dengan maksud merayapi temboknya, melenting masuk jika tak ada penjaga, lantas menyelam ke dalam Sungai Long Shou tanpa suara, mengikuti arusnya melalui bawah titian, lantas muncul di lapangan luas di depan Balai Hanyuan. (bersambung)


1 Ibid., h. 96.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 6:13 PM
#95 Menjelang Penyusupan di Istana Daming 4.5 5 Unknown October 5, 2014 Disebutkan bahwa Tzu-kung, murid Kong Fuzi, bertanya, apakah kiranya yang membentuk seorang manusia utama. Maka, sang guru berkata, "Ia bertindak sebelum berbicara, dan setelah itu berbicara sesuai tindakannya." DI Penginapan Teratai Emas yang tak pernah tidur, Kipas Sakti mendapat kamar di sebelah kamar kami. Dalam waktu singkat, dia sudah berperkar...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak