MAKA kami pun dengan suatu cara memberitahukan keberadaan kami dan justru memancingnya agar menyerang, suatu kemungkinan yang kami duga tidak pernah mereka alami. Dalam penyerangan itulah kami akan mendapat peluang untuk memanfaatkan titik kelemahan.
Demikianlah dari arah Balai Hanyuan kami menyebar ketiga arah. Yan Zi ke kiri, Kipas Sakti ke kanan, dan aku tetap di tengah. Namun jika terandaikan kami seharusnya menggunakan ilmu meringankan tubuh agar tiada suara yang terdengar, kami justru mengurangi ringannya tubuh kami agar kerikil tetap bergeser, meski jangan terlalu keras agar tetap memberi kesan sebagai keberadaan penyusup yang mengendap-endap, di samping agar hanya para penjaga di bagian itu saja yang mendengarnya.
Para penjaga yang telah sengaja kami biarkan mendengar langkah-langkah kami itu tetap pura-pura tidur di pelataran. Mereka tampak menunggu serangan, tetapi kami bertiga di tiga tempat berbeda yang sangat berjauhan letaknya, tetap membuat suara-suara, yang jelas tidak mendekat ke arah mereka. Antara Balai Hanyuan dan Balai Xuanzheng terdapat bangunan besar dalam perpadanan sangat teratur, baik bangunan besar yang berhadapan maupun bangunan-bangunan lebih kecil di sebelah kiri dan kanan maupun di belakang, membentuk gugus-gugus yang saling berhadapan. Di tempat seperti itulah Yan Zi dan Kipas Sakti berada, sedangkan aku berada di tempat yang sepenuhnya terbuka.
Berbeda dengan Yan Zi dan Kipas Sakti yang bermaksud memancing para penjaga itu memasuki celah-celah di antara bangunan dan menyergapnya dalam gelap, aku membuat suara-suara dan menempatkan diri di tempat terbuka, meski lebih jauh letaknya, karena aku memang ingin para penyerangku terpisah jauh dari para penjaga lainnya. Setidaknya terdapat 15 orang penjaga yang terpisah ke tiga jurusan bersenjatakan tombak dan pedang. Di tempat Yan Zi, mereka akan terpancing masuk lorong, dan tentulah Yan Zi akan melumpuhkan mereka di sana dengan totokan jalan darah agar mereka langsung tertidur. Kipas Sakti belum kuketahui kebiasaannya, tetapi jelas kukatakan kepadanya, "Jangan dibunuh."
Ya, kami belum akan mencuri Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri malam ini, jika sebelumnya terjadi kegemparan yang berlebihan, tiada jaminan kelanjutannya akan menjadi lebih lancar!
Bagaikan terdapat kerja kilat menembus kepalaku!
Dengan ilmu halimunan aku segera melenyapkan diri dari pandangan para penjaga yang berlari-lari ke arahku, dan sembari melesat ke arah Kipas Sakti, dengan Ilmu Bisikan Sukma kukirim pesan kepada Yan Zi.
"Hindari mereka! Hindari mereka! Menghilang atau sembunyi!"
Kuketahui Yan Zi mampu segera melakukannya. Namun kepada Kipas Sakti, meskipun bisa segera membisikkan pesan yang sama, tak dapat kupastikan tanggapannya. Sedangkan waktu berkelebat secepat kilat.
Kulihat dalam kegelapan Kipas Sakti telah melepaskan senjata-senjata rahasianya!
Waktu aku tiba di tempat Kipas Sakti telah melepas senjata-senjata rahasianya, kelima pengawal yang terpancing mengejarnya itu tiada sadar betapa terancamnya nyawa mereka. Jarum-jarum beracun itu tinggal sejengkal saja dari leher mereka. Maka kugunakan Jurus Tanpa Bentuk sehingga robohlah kelima pengawal istana itu dan jarum-jarum beracun Kipas Sakti mendesing di atas kepala mereka. Dari jauh kuberikan kepada mereka Totokan Lupa Peristiwa, dan ketika Kipas Sakti seperti akan mempertanyakan itu, kuberi tanda agar tetap berada di tempatnya.
Mengikuti sikapku, Kipas Sakti juga bersembunyi.
Melalui Ilmu Bisikan Sukma kudengar Yan Zi berkata, "Aku sembunyi di balik bangunan."
Kami menunggu. Sesosok bayangan datang dari balik kegelapan. Ia hanya sedikit saja menggerakkan kakinya, tapi bisa terbang di udara dan mendarat tanpa suara. Ia berbusana serbaputih, waspada dalam kuda-kuda, dan memegang hulu pedangnya.
Ia melihat sosok-sosok pengawal yang bergelimpangan menggeliat bangun seperti baru saja tertidur.
"Apa yang kalian kerjakan di sini?"
Ia bergerak cepat dan kelima pengawal itu terlempar ke lima arah untuk jatuh terbanting dan mengerang-erang.
"Besok kalian jangan kembali ke istana, kupindahkan kalian ke pasukan penjaga perbatasan," ujarnya, sebelum akhirnya menjejakkan kami dan terbang kembali ke arah Yan Zi. Kuingat lima pengawal tadi mengejarnya.
"Totok mereka," bisikku kepada Yan Zi. "Mereka tak boleh tahu tentang kita," lanjutnya.
Artinya Yan Zi harus melakukannya dengan Totokan Lupa Peristiwa dari jarak jauh. (bersambung)
#97 Totokan Lupa Peristiwa
October 7, 2014 - Posted by Unknown in Bagian 18
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 1:59 PM
#97 Totokan Lupa Peristiwa
4.5
5
Unknown
October 7, 2014
Ya, kami belum akan mencuri Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri malam ini, jika sebelumnya terjadi kegemparan yang berlebihan, tiada jaminan kelanjutannya akan menjadi lebih lancar! Bagaikan terdapat kerja kilat menembus kepalaku!
MAKA kami pun dengan suatu cara memberitahukan keberadaan kami dan justru memancingnya agar menyerang, suatu kemungkinan yang kami duga tida...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak