#137 Bala Tentara yang Memenuhi Cakrawala

November 16, 2014   

AKU pun segera berkelebat ke kanan, menuju Gerbang Mingoe dari arah yang sebaliknya. Begitulah kami meninggalkan Istana Daming, yang hanya dalam semalam telah memberikan kepada kami segala macam pengalaman maupun seribu satu pertanyaan yang tidaklah pernah kuketahui apakah akan mendapat jawaban.

Cahaya matahari menguning keemasan dari arah timur, cakrawala telah dipenuhi pasukan berkuda yang melaju dan menggebu dengan umbul-umbul bertuliskan Tui yang berarti danau. Di balik Gerbang Chunming telah berkumpul pasukan Pengawal Burung Emas, para penjaga yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pasukan penyerbu yang berpuluh-puluh ribu.

Para Pengawal Burung Emas adalah penjaga ketertiban kota yang dipersiapkan untuk menghadapi para penjahat kam­buhan dan berbagai jenis pelanggar hukum, bukan pasukan tempur untuk menghadapi peperangan besar. Di dalam kotaraja seperti Chang'an, tentu terdapat pula pasukan cadangan untuk berjaga-jaga atas serangan dari mana pun, tetapi selain belum terbayangkan adanya kemungkinan serangan langsung ke kotaraja, juga lebih tidak terbayangkan lagi betapa serangannya akan sebesar ini.

Dengan kepergian maharaja ke luar kota, jumlah pasukan yang berada di dalam kota akan berkurang lebih banyak lagi. Pasukan Wangsa Tang memang tidak berada di Chang'an, melainkan terbagi dua di sepanjang perbatasan dengan Kerajaan Tibet di barat dan Suku-suku Uighur di utara. Tidaklah terbayangkan oleh siapa pun bahwa suatu pasukan besar akan menyerbu Chang'an dari dalam, bukan dari luar perbatasan.

Jika mengumpulkan gabungan pasukan pemberontak sebanyak ini merupakan pekerjaan rahasia, ini merupakan pekerjaan yang sangat besar. Mungkinkah kepala mata-mata yang didatangkan dari Daerah Perlindungan An Nam yang disebut bernama Harimau Perang itu tidak mengetahuinya?

Kulihat para Pengawal Burung Emas itu menyiapkan pasukan panah, yang berderet sejak dari Gerbang Chunming sampai Gerbang Yanxing. Berarti tidak ada pasukan yang akan menahan serbuan di bagian utara Gerbang Chunming maupun di bagian selatan Gerbang Yanxing. Padahal, selain dari arah timur laut tadi puluhan pasukan berkuda dengan tulisan K'un juga menyerbu, dari arah tenggara terlihat pula umbul-umbul bertuliskan Ch'ien atau langit yang diikuti puluhan ribu pasukan berkuda.

Kabut telah menguap sepenuhnya dalam kecemerlangan pagi, tetapi siapakah kiranya yang masih akan terpesona oleh segala kecemerlangan dunia menghadapi pemandangan datangnya ancaman maut yang nyata?

di sini hilang perbedaan

Matahari dan Rembulan

dalam dirinya

dunia ketiga terbentuk

O ketahuilah yogini,

penyempurna renungan

dan kesatuan Pembawaan 1

Aku terus melesat di atas tembok kota dengan ilmu Naga Berlari di Atas Langit. Dapat kusaksikan betapa tenang para Pengawal Burung Emas mempersiapkan diri menghadapi para penyerbu, tetapi di balik tembok berlangsung kepanikan. Betapa tidak, pemberontak terakhir yang menguasai kota hanyalah An Lushan pada tahun 755 atau 42 tahun sebelumnya. Saat itu tidak kurang dari 150.000 pasukan berkuda maupun berjalan kaki menyeberangi dataran Hebei dalam iringan tambur dan meninggalkan debu mengepul.

Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang pastilah juga mempelajari berhasilnya pemberontakam An Lushan, yang dilakukan setelah hampir 100 tahun sebelumnya penduduk Negeri Atap Langit tidak pernah mengalami apa yang disebut perang. Maka saat itu pasukan An Lushan menyeberangi Sungai Kuning dan menguasai Luoyang tanpa perlawanan. Pasukan itu masih di Fanyang ketika Maharaja Xuanzong mendengarnya, dan tidak percaya betapa sebuah pemberontakan adalah mungkin. An Lushan adalah panglima dari suku Hu yang diselamatkandari hukuman penggal karena menolak tugas. Bahkan Yang Guifei, istri terkasih yang dipuja banyak orang karena kecantikannya, mengangkat An Lushan sebagai anak.

Perdana Menteri Yang Guozhong, kerabat Yang Guifei yang dipandang rendah oleh An Lushan, karena hanyalah seorang penjahat kambuhan di tempat asalnya, menenangkan maharaja, "Saya telah menyampaikan bahwa An Lushan pasti akan berontak, tetapi jangan kuatir, pasukannya tidak akan menurut, dan dalam sepuluh hari seseorang akan mempersembahkan kepalanya di atas piring."

Ini tidak terjadi karena An Lushan berhasil mengusahakan digantinya 32 panglima dari suku Han, dan memilih prajurit-prajurit terbaik dari pasukan lawan yang menyerah di perbatasan untuk membentuk pasukan andalan di sekitarnya yang terdiri atas 8000 orang 2. Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang pasti belajar dari sejarah. Sepuluh jiedushi dari setiap fanzhen 3 kemungkinan besar telah digarapnya, bukan sekadar untuk tidak menghalangi laju pasukannya, melainkan juga untuk mendukung pemberontakan! (bersambung)


1. Dari "Saraha's Treasury of Songs" dalam Edward Conze, Buddhist Scriptures [1973 (1959)], h. 177.

2. Lin Handa & Ca Yuzhang, Tales from Five Thousand Years of Chinese History IV (2008), diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Yawstong Lee (2008), h. 193.

3. Jiedushi = komisaris militer; fanzhen  = distrik militer. Ibid,, h. 187
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 12:38 PM
#137 Bala Tentara yang Memenuhi Cakrawala 4.5 5 Unknown November 16, 2014 di sini hilang perbedaan. Matahari dan Rembulan dalam dirinya, dunia ketiga terbentuk. O ketahuilah yogini, penyempurna renungan dan kesatuan Pembawaan. - Buddhist Scriptures AKU pun segera berkelebat ke kanan, menuju Gerbang Mingoe dari arah yang sebaliknya. Begitulah kami meninggalkan Istana Daming, yang hanya d...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak