Namun menghambat pasukan sebesar ini sendirian saja tidaklah terlalu mudah, karena menghambat tidaklah sama dengan melakukan pembantaian. Jika keterlibatanku dalam pertempuran ini adalah menghindarkan Chang'an dari pertumpahan darah, diriku sendiri pun tidaklah bisa menerima jika usaha itu kulakukan juga dengan menumpahkan darah. Maka kutinggalkan kudaku dan aku pun berkelebat dengan kecepatan pikiran, menotok dengan jari maupun batang tombak yang dibalik itu tak hanya terhadap manusia tetapi juga kudanya!
Berkelebat secepat pikiran artinya hanya dengan memikirkannya saja tubuhku sudah mengikuti apa pun yang kuinginkan. Dengan segera hampir semua kuda barisan depan bergelimpangan, dan para penunggangnya terguling untuk tidak bangun kembali karena telah menerima totokan. Ada kalanya totokan itu jenis yang membuat kuda maupun penunggangnya kaku seperti patung, dan dengan banyaknya manusia dan kuda yang menerima totokan seperti itu maka barisannya pun segera terhalang, karena tidak bisa dilindas maupun segera disingkirkan.
Sejumlah orang, yang jika dibandingkan dengan kepangkatan pasukan pemerintah adalah perwira, tampaknya mengerti betapa keterhambatan laju pasukan ini hanya disebabkan oleh satu orang. Dari balik barisan yang kacau berlompatanlah mereka di atas kepala orang agar segera bisa sampai ke depan dan langsung menyerangku tanpa harus berkenalan. Ilmu silat mereka yang tinggi dan segala serangan yang dilakukan bersamaan membuatku harus lebih memusatkan perhatian, karena dalam dunia persilatan sikap meremehkan sedikit saja bisa membuat nyawa melayang.
Kong Fuzi berkata:
apakah Kebaikan itu
memang jauh sekali?
jika kita sangat
menghendaki Kebaikan
kita harus mencarinya
di dalam diri kita sendiri 1
Namun sesungguhnya aku sulit memusatkan perhatian kepada berbagai serangan yang berkelebatan ini karena aku belum mengetahui bagaimana caranya Yan Zi akan memberi tahu para Pengawal Burung Emas yang telah mempersiapkan diri di sudut tenggara itu. Sedangkan jika Yan Zi kemudian bisa memberitahunya, apakah kiranya yang membuat mereka bukan hanya percaya, melainkan juga menurutinya? Sambaran dadao atau golok pada bilah panjang itu membuatku melesat berputar-putar ke udara, dan dari sana dapatlah kulihat bahwa Yan Zi belum membuat jarak dengan para pengejarnya. Aku tahu itu karena ia ingin memastikan betapa seribu orang dari pasukan pilihan tersebut dapat dipancingnya, tetapi siapakah kiranya yang akan menjebak mereka?
"Lepaskan dirimu segera, dan beri tahu mereka secepatnya," ujarku melalui Ilmu Bisikan Sukma.
Waktu aku melayang turun, berbagai jenis tombak seperti qiang, mao, cha, maupun ji telah menghadangku. Kuinjak salah satu ujung tombak itu dan melayang ke atas lagi supaya bisa menengok Yan Zi. Ternyata ia telah meninggalkan kudanya yang tetap berlari tanpa penunggang, melesat ke udara seperti burung walet, dan berteriak, ''Shih Ho! Shih Ho!"
Hanya Shih Ho? Itu berarti padan-delapan ke-21! Perlu waktu lama sebelum dipahami bahwa siasat tempur yang dimaksud terdapat pada baris ketiga saja!
"Sebutkan, 'baris ketiga!'"
Yan Zi pun mengulanginya.
"Shih Ho baris ketiga! Shih Ho baris ketiga!"
Pada baris ketiga itulah terdapat kata-kata: mengunyah daging kering, ia bersua racun; sedikit sesal, tapi tak bisa menyalahkan. Penggunaan kalimat ini dalam pelajaran tentang siasat peperangan bersumber dari catatan sejarah Wangsa Tang, sehingga kuanggap seharusnya para panglima mengetahuinya 2.
Sekali lagi kuinjak salah satu ujung tombak yang masih terus berusaha membuatku kesulitan itu, dan sambil melenting kembali kutengok Yan Zi sudah menghilang.
"Bagaimana?"
Aku bertanya dengan Ilmu Bisikan Sukma.
"Mereka paham, sebentar lagi seribu pengejar itu masuk jebakan."
"Jangan hanya seribu, seluruh pasukan ini harus masuk jebakan," kataku.
Saat itu aku sudah menginjak bumi, baru sadar betapa lima jenis senjata menyambar dari lima arah dalam paduan jurus yang sudah mengunci! (bersambung)
1. Dari Arthur Waley, The Analects of Confucius [1989 (1938)], h., 129.
2. Tengok "Strategy 28" dalam Moriya, op.cit., h. 185-191.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak