#151 Balai Semangat Kilauan Berlian

November 30, 2014   

DENGAN Ilmu Naga Berlari di Atas Langit aku berkelebat di atas tembok perbentengan mengelilingi Chang'an sambil mencari Yan Zi. Beberapa kali kukirimkan pesan melalui Ilmu Bisikan Sukma tetapi tiada jawaban. Jadi kususuri tembok dari Gerbang Mingoe di sisi selatan sampai ke Gerbang Yanping di sisi barat, untuk berlanjut ke Gerbang Jinguang, lantas kembali lagi ke Istana Daming di bagian utara. Di setiap sisi tembok itu serangan sama serunya tetapi serangan ke Istana Daming nyaris tidak ada, seolah-olah memang dikecualikan untuk menghormatinya.

Jika di setiap titik pertempuran tidak kutemukan Yan Zi Si Walet, ke manakah kiranya dia pergi? Apakah kembali kemari? Semula aku ragu-ragu untuk menyusup masuk ke dalam wilayah istana lagi. Betapapun rasanya baru saja kami keluar dari sana, setelah mengalami malam yang serasa begitu panjang, bahkan kami belum sekejap juga memicingkan mata. Namun akhirnya diriku menyusup pula dengan mengandalkan ilmu bunglon, dari ujung barat laut istana, yang memang tersuci dan tersunyi.

Terlalu sunyi, pikirku. Jika Istana Daming merupakan wilayah terpenting, mengapa tidak dipertahankan secara luar biasa? Jika Istana Daming merupakan wilayah yang pertahanannya rawan, mengapa bukan saja tidak diserang dengan mengerahkan segala daya melainkan sama sekali tidak diserang?

Setidaknya di balik tembok seharusnya sudah kulihat para penjaga, tetapi tidak kulihat seorang pun! Jika diriku merupakan bagian dari para penyusup yang bekerja untuk kepentingan para penyerbu, bahkan tanpa harus melakukan penyusupan pun seperti akan dengan sangat mudah Istana Daming dikuasai.

Ini bukan sesuatu yang wajar. Istana Daming adalah tempat penjagaan yang paling ketat dengan para pengawal yang berilmu tinggi. Bahkan jika sebagian dari pengawal istana mengiringi perjalanan maharaja pun tidaklah semestinya penjagaan dilonggarkan, karena seperti juga maharaja maka istana merupakan lambang kekuasaan.

Aku sudah berada di balik Gerbang Youyintai, di dekat pelataran Balai Lin De atau Balai Semangat Kilauan Berlian. Tanpa menggunakan ilmu bunglon pun tiada seorang pun melihatku. Ke manakah harus kucari Yan Zi? Di Istana Daming, Yan Zi hanya terhubungkan dengan Kolam Taiye. Apakah aku harus ke sana lagi?

Aku diliputi keraguan dan kejengkelan. Pedang sudah di tangan, kenapa kami masih harus berada di sini?

Betapapun aku tidak bisa membiarkan berlangsungnya pembantaian. Telah kusaksikan bagaimana gerak-gerik para penyerbu dan telah kukenal peradaban penduduk Chang'an yang sungguh jauh dan menjauhi gagasan peperangan.

Laozi berkata:

langit tidak berbatas dan bumi sangat tua

mengapa begitu?

karena dunia ada bukan untuk dirinya;

bisa dan akan hidup lama



orang bijak memilih jadi yang terakhir

maka menjadi yang pertama dari segalanya;

menolak diri, ia pun selamat



tidakkah ini karena tak dipikirkannya diri

yang mampu memenuhi keinginan pribadi? 1


Aku sudah hampir melesat ke Kolam Taiye ketika mendadak terdengar pintu-pintu Balai Lin De atau Balai Semangat Kilauan Berlian terbuka, dan terdengar suara ribut meski diucapkan dengan bisikan tertahan-tahan. Sangat kukenal gelagat seperti ini sebagai perbuatan yang memang sengaja tidak mencari perhatian alias disembunyikan!

"Awas! Awas! Awas!"

"Tahan! Tahan! Tahan!"

Aku beranjak ke balik gerbang Balai Lin De, dan tertegun melihat banyak orang sedang berusaha menurunkan peti-peti yang tampak begitu berat dan begitu mirip dengan peti uang emas yang berada di dasar Kolam Taiye!

Pencurian!

Peti-peti yang berat diletakkan di atas babut dan kini babut itu diseret agar dapat diletakkan pada dua batang bambu besar yang akan menurunkannya ke bawah. Di bawah sudah menanti gerobak-gerobak tangan dengan dua roda, yang telah ditemukan di Negeri Atap Langit sejak lebih dari 400 tahun lalu. Meski tampak kecil, mampu membawa beban seberat pasokan makan setahun bagi seorang prajurit, dan dapat bergerak lebih cepat daripada jika dibawa kuli barang 2. Pencurian uang emas milik kerajaan sebagai negara ini, bahkan bukan milik Wangsa Tang, telah direncanakan!

Bukan sepasang bambu yang ada di sana, tetapi tak kurang dari enam pasang! Apakah uang emas perbendaharaan Negeri Atap Langit ini mau dikuras semuanya? (bersambung)


1. Mengacu terjemahan Daodejing dalam Bahasa Inggris oleh R. B. Blackney (1955) maupun D. C. Lau (1963).
2. Ditemukan di Tiongkok pada abad ke-3, ratusan tahun sebelum muncul di Eropa. Baca Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in The Tang Dynasty [2004 (2002)], h. 180-1.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 12:16 PM
#151 Balai Semangat Kilauan Berlian 4.5 5 Unknown November 30, 2014 langit tidak berbatas dan bumi sangat tua mengapa begitu? karena dunia ada bukan untuk dirinya; bisa dan akan hidup lama. - Daodejing dalam Bahasa Inggris oleh R. B. Blackney (1955) DENGAN Ilmu Naga Berlari di Atas Langit aku berkelebat di atas tembok perbentengan mengelilingi Chang'an sambil mencari Yan Zi. Beberapa...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak