Istana Daming dibangun dengan mengacu kepada fengshui atau hongshui dalam penerapan I Ching yang mempengaruhi kehidupan Negeri Atap Langit. Di sini penataan dibagi tiga lagi, yakni Istana Timur, Istana Taichi, dan Istana Terlarang. Ternyata ke tempat terakhir inilah para pendorong gerobak tangan ini menuju.
Bangunan-bangunan istana menghadap ke arah selatan, karena arus yang datang dari arah itu dianggap hangat. Dengan mengarahkan gerobak-gerobak ke selatan, kecil kemungkinan mereka akan mengetahui keberadaanku. Namun aku tidak berani bertindak gegabah, dan tetap merapal ilmu bunglon maupun ilmu halimunan berganti-ganti. Untuk sebagian besar memang aku lebih mengandalkan ilmu bunglon, tetapi jika seseorang menatap ke arahku secara langsung, ilmu halimunan akan membuat diriku tidak terlihat.
Jika pengawal kotaraja secara keseluruhan adalah Pengawal Burung Emas, maka pasukan pengawal istana adalah Pasukan Hutan Bersayap, yang pusat kendali pengawalannya berada di balik Gerbang Kura-Kura Hitam, tempat dahulu kala Li Shimin membunuh kedua saudaranya sebelum naik tahta. Pasukan Hutan Bersayap memang tugasnya hanya menjaga istana dan maharaja, tetapi adalah kesatuan ini juga yang sering ikut berperan dalam peristiwa makar. Mungkin karena itu, jaringan orang kebiri berkepentingan merasuk ke dalamnya untuk ikut melacak segala rahasia, dan melindungi raja, justru dari pengawal-pengawalnya sendiri!
Maka aku tidak merasa terlalu terkejut jika gerobak-gerobak yang membawa uang emas itu menuju istana yang berada di Taman Terlarang. Disebut demikian karena hanya maharaja bersama pengawal dan pelayannya yang boleh berada di sana, bersama siapa pun yang telah diizinkannya. Apabila maharaja ternyata pergi berburu jauh di luar kotaraja, sudah tentu Pasukan Hutan Bersayap itulah sekarang yang menguasai Taman Terlarang, yang terletak tepat di luar sisi barat tembok Istana Daming.
Taman itu begitu luas, dipenuhi segala tanaman, bahkan segala tetumbuhan dari segenap penjuru Negeri Atap Langit. Begitu juga dengan segala jenis binatang, terutama burung-burung dari mana pun di segala penjuru bumi, sejauh kekuasaan Negeri Atap Langit mampu menjangkaunya dan iklim tempat asalnya bersesuaian pula. Ke sini pula dahulu kala buah-buahan yang hanya bisa tumbuh di bagian selatan Negeri Atap Langit, diantarkan secara berantai oleh kuda tercepat, dari wilayah satu ke wilayah lain hanya dalam semalam, agar masih tetap segar ketika disantap Yang Gueifei pada saat sarapan.
Dengan keluasan yang mencapai setidaknya separo dari luas Istana Daming, taman ini juga menjadi tempat olahraga panahan, lapangan sepak bola, maupun tempat permainan berkuda sambil memukul bola. Di sebelah tenggara dari Taman Terlarang, di sisi lain tembok, yang artinya di dalam kota, terletak menara tambur dan menara lonceng, tertata dengan indah di antara kolam dan sungai yang semuanya buatan. Taman itu dirancang juga dengan perkebunan yang cukup untuk memberi pasokan kebutuhan pangan.
Kelebihan buah-buahan dan sayur-sayuran dari taman ini pernah membuat pengurusnya pada tahun 687 berpikir untuk menjualnya, agar sang penguasa mendapat penghasilan yang kemudian menimbulkan perdebatan, apakah sang maharaja pantas berjualan barang-barang dagang murahan. 1
Taman Terlarang, seperti juga Istana Daming, memang berada di luar tembok, dan tidak seperti Istana Daming, sama sekali tidak bertembok, karena memang seperti dimaksudkan sebagai tiruan sebuah hutan.
Mengapa uang emas berpeti-peti itu dibawa kemari? Sangatlah tidak mungkin maharaja mencuri dari perbendaharaan kerajaan.
Disebutkan bahwa Ji Kangzi, yang sebenarnya memerintah, meskipun tidak sah, atas negeri Lu, bertanya kepada Kong Fuzi tentang pemerintahan.
Kong Fuzi menjawab:
jika dikau memimpin dengan membetulkan dirimu sendiri,
siapa yang berani tetap tak betul? 2
Mungkin tidaklah terlalu keliru jika aku menduga, dalam hal ini kewibawaan maharaja telah dipinjam untuk melepaskan peti-peti uang emas itu dan memindahkannya kemari. Tiada tempat yang lebih aman lagi selain tempat teraman bagi maharaja dalam keadaan darurat, untuk menyembunyikan barang-barang curian!
Aku masih belum pasti tentang apakah yang harus kulakukan, ketika sesosok bayangan datang berkelebat menyerangku! (bersambung)
1. Tengok Charles Benn, op.cit., h. 37.
2. Melalui Gardner dalam Confucianism (2014), h. 33.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak