#168 Dalam Ancaman Kelaparan

December 17, 2014   

GELAP turun menyelimuti bumi bersama kepergian pendekar panah bersuara merdu itu. Dari atas tembok benteng terlihat penerangan suram di dalam tenda-tenda pasukan pemberontak pimpinan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang.

Kelompok demi kelompok telah meninggalkan pasukan gabungan ini, tetapi yang masih bertahan tetaplah lebih dari cukup untuk meneruskan pengepungan. Lingkar pengepungan ini tidak pernah terputus dan tidak satu pun manusia atau binatang bisa melewati garis kematian yang telah ditetapkan. Bahan pangan yang selalu tersedia dari pedalaman, membuat pasukan pemberontak ini dapat terus berjaga berbulan-bulan tanpa bergeser dari garis pengepungan sejak hari pertama penyerbuan.

Setiap malam akan selalu terlihat nyala api unggun tempat para penjaga berdiam, bagaikan matarantai titik-titik tanpa putus yang melingkari Chang'an. Perpaduan antara penerangan di dalam tenda yang tampak suram karena tebalnya tenda itu, dengan nyala api unggun yang jauh lebih terang, sebetulnya membentuk pemandangan yang indah, tetapi yang tidak dapat dinikmati akibat ancaman bahaya yang telah dan masih akan ditimbulkannya. Para utusan yang ditugaskan menerobos kepungan untuk mencari maharaja maupun para utusan maharaja yang diandaikan harus bisa menyusup dan lolos dari garis penjagaan itu satu pun tidak ada yang berhasil, termasuk burung-burung merpati pembawa surat rahasia yang dilepaskan dari tempat perburuan yang belum diketahui.

Burung-burung merpati yang pernah dilepaskan dari arah itu tak pernah luput dari bidikan para pemanah jitu, yang matanya sungguh tajam dan bidikannya selalu tepat itu, sehingga dihentikan karena arah dari mana datangnya merpati maupun surat rahasia itu sendiri dapat mengungkap keberadaan maharaja dan membahayakan keadaannya. Sejauh ini bahasa sandi dalam surat rahasia itu belum berhasil diuraikan sehingga pihak mana pun tidaklah mengetahui keberadaan maharaja. Sedangkan para petugas dari dalam benteng maupun yang diutus maharaja semuanya tepergok dan dalam perlawanannya selalu mati. Ini lebih baik daripada tertangkap, mengalami penyiksaan, dan akhirnya membocorkan segala sesuatu yang seharusnya dirahasiakan.

Para petugas selalu dipergoki oleh mereka yang memiliki kemampuan sejenis, karena mungkin berasal dari kesatuan yang sama, tetapi kini berada di pihak Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang. Begitulah penyusup dari kesatuan rahasia istana akan menghadapi bekas penyusup dari kesatuan rahasia istana, penyusup dari perkumpulan rahasia yang disewa akan menghadapi penyusup dari perkumpulan rahasia yang juga disewa. Sedangkan penyusup yang berasal dari dunia persilatan juga akan menghadapi penjagaan para penyoren pedang dari dunia persilatan. Seperti setiap cara dan jalan rahasia masing-masing sudah saling diketahui dan tertutup, sehingga jika penyusupan dari pihak pengepung tidak pernah berhasil, begitu pula siapa pun dari dalam benteng yang mendapat penugasan menembus garis pengepungan akhirnya mati terbunuh. Adapun yang tetap tinggal adalah pengepungan dan kebertahanan itu sendiri, yang menunjukkan betapa kedua belah pihak kini menggunakan siasat yang sama.

Sun Tzu berkata:

Tunggu sampai musuh bisa dikalahkan

lantas seranglah 1


Apakah kiranya yang dipikirkan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang jika sudah jelas bahwa tercurinya Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri bukanlah tujuan utama, sedangkan penguasaan Kotaraja Chang'an, yang tampak seperti tujuan sebenarnya, tidak menunjukkan harapan seperti akan berhasil? Sebaliknya kelompok demi kelompok justru meninggalkannya, dan meskipun tampaknya sekarang terhenti, tiada kepastian apakah perpecahan itu akan berakhir. Aku menduga, tidak semua pihak mendukung penyerbuan ini karena keberpihakannya kepada keluarga besar Yan Guifei dari Shannan, melainkan karena janji pembagian harta karun dari Balai Semangat Kilauan Berlian yang tidak terlihat seperti akan dipenuhi.

Aku masih berdiri di atas tembok, di balik berlapis-lapis pengepungan ini masih terdapat padang kehitaman yang begitu kelam. Memasuki bulan keempat mungkinkah akan berlangsung suatu pertempuran penentuan? Mungkinkah suatu pengepungan yang berlama-lama tidak mempunyai tujuan di luar pengepungan itu sendiri? Betapapun, punya atau tidak punya tujuan, pengepungan yang lebih lama lagi akan memperbesar peluang perpecahan, dan semakin banyak kelompok meninggalkan medan pertempuran, semakin memperluas kelemahan. Sementara di balik tembok, jika sikap dan siasat bertahan masih terus dijalankan, sumber pangan bagi seluruh penduduk Chang'an sudah menipis, dan kecuali bagi segelintir orang kaya, mereka semua bisa mati kelaparan! (bersambung)


1. Melalui Martina Sprague, Lessons in the Art of War (2011), h. 128.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 2:18 PM
#168 Dalam Ancaman Kelaparan 4.5 5 Unknown December 17, 2014 Tunggu sampai musuh bisa dikalahkan lantas seranglah - Lessons in the Art of War GELAP turun menyelimuti bumi bersama kepergian pendekar panah bersuara merdu itu. Dari atas tembok benteng terlihat penerangan suram di dala...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak