#187 Penjahat Kambuhan Bergelimpangan

January 5, 2015   

YANG Mulia Paduka Bayang-Bayang tampaknya paham apa yang harus dilakukannya untuk mengacaukan Chang'an. Berakhirnya pengepungan sama sekali bukan akhir dari sebuah perlawanan. Pemberontakan memang banyak bentuknya, bahkan tidak selalu harus bersenjata. Tampaknya Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang bahkan sudah mempersiapkan apa yang harus dilakukan jika pada suatu hari pengepungan tertembus dan terbuyarkan. Alih-alih memberikan perlawanan berat, terbukanya gerbang bagi penyerangan pasukan berkuda segera ditanggapi dengan penyusupan besar-besaran.

Pasukan pemberontak, yang ganti terkepung oleh pasukan penjaga perbatasan, masih ditambah serangan ribuan anak panah dan pasukan berkuda dari dalam kota, setidaknya terpecah menjadi empat jenis pelarian. Yakni mereka yang kembali ke desa dan menjadi petani seperti semula, mereka yang pergi ke gunung dan hutan dan menjadi perampok yang menanti mangsa, mereka yang masuk ke dalam kota lantas menjadi penjahat kambuhan berkeliaran, serta mereka yang dengan segala persiapan dan perhitungan menyusup ke dalam serta menjadi bagian dari khalayak Kotaraja Chang'an.

Menghilangnya Harimau Perang yang tidak membuat kedudukannya sebagai kepala mata-mata segera diganti, karena ia sendiri seorang pengganti, membuat jaringan penyusupan merasuk semakin dalam, yang segala kegiatannya kini lebih tak terendus, terutama apabila yang disusupinya kemudian adalah pikiran. Di segala kedai kudengar bermacam hal, tetapi semuanya belum memberi petunjuk bagaimana Harimau Perang bisa ditemukan. Apakah masih ada gunanya kubabat para penjahat kambuhan dengan kedua pedang melengkung panjang?

Aku memang diliputi keraguan karena setiap kali luka penjahat terhubungkan dengan senjata Harimau Perang itu, beban semakin bertambah kepada sang gadis yang pekerjaannya setiap hari membuat lukisan.

Namun keraguanku tidak mengurangi jumlah penjahat yang bergelimpangan, karena dari malam ke malam Panah Wangi mengincar, membidik, dan melepaskan anak-anak panahnya yang selalu dengan tepat mengenai sasaran. Mayat-mayat para penjahat kambuhan ini bergelimpangan jika tidak dengan anak panah menancap di dahi dari depan, tentu pada leher dari samping kiri atau samping kanan, pada dada di kiri dan kanan, dan kadang-kadang pula tampak begitu kuat panah itu melesat dan menghunjam ulu hati dari arah depan, sehingga orangnya terbang melayang dan tertancap pada tembok atau pintu gerbang. Tidak jarang pula bukan hanya satu, tetapi kedua tangan terbentang dengan panah menancapkan kedua telapak tangannya pada tembok, dan masih tertancap dua panah lagi pada masing-masing pergelangan kakinya, seolah-olah untuk latihan.

"Jangan terlalu kejam," kataku, yang selalu berada di tempat kejadian.

Namun kukira Panah Wangi baru cukup kejam terhadap para pemerkosa. Seperti yang pernah kusaksikan dulu, ia akan melaku­kan kebiri-paksa terhadap pelakunya, sekali sabet dengan mata anak panah yang digenggamnya. Lantas dibiarkannya merasa kesakitan, kalau perlu sampai teriakannya membuat orang-orang keluar dari pintu gerbang petak-petak di sekitarnya meski terdapat jam malam. Jika itu terjadi, maka dibiarkannya mereka menjadi saksi penghukuman yang dilakukannya, yakni menancapkan anak panah tepat pada lubang di tubuhnya, yang telah menjadi pancuran darah karena kebiri-paksa yang dilakukannya. Dari jarak dekat maupun jarak jauh, ditancapkan dengan tangan maupun dibidik dari atas wuwungan, anak panah itu selalu mengenai sasarannya, tepat pada lubang yang tercipta karena dibabatnya anggota badan yang digunakan untuk memperkosa.

Kepada korban perkosaan tersebut ia selalu berpesan, "Jika tidak ingin mengalaminya lagi, belajarlah ilmu silat setinggi-tingginya."

Suatu hal yang sangat amat benar adanya.

Namun yang kupikirkan adalah apa yang akan dipikirkan Hakim Hou.

Ji King bertanya kepada Kong Fuzi tentang pemerintah.

"Apa pendapat kamu tentang pembunuhan yang tidak memenuhi Dao, dalam rangka menyenangkan mereka yang dengan itu menjadi terpenuhi?"

Kong Fuzi menjawab, "Jika kamu menyelenggarakan pemerintahan, mengapa kamu menggunakan pembunuhan? Jika kamu mencoba sesuatu yang baik, maka khalayak akan berperilaku baik, itu sudah cukup. Hakikat pribadi utama seperti angin, sedangkan orang picik seperti rumput; jika angin bertiup di atas rerumputan, semestinyalah merunduk." 1

Dengan banyaknya mayat bergelimpangan di mana-mana, meskipun semuanya penjahat kambuhan, telah memaksa Hakim Hou membuat pernyataan yang dibacakan di seantero Chang'an oleh para penyebar pengumuman yang sebelum membacakannya membunyikan gong.

Isi pengumuman itu membuat diriku dan Panah Wangi berkerut kening. (bersambung)


1. Dari Confucius, The Analects, terjemahan ke bahasa Inggris oleh D. C. Lau (1979), melalui Peter H. Nancarrow, Chinese Philosophy (2009), h. 44.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 1:51 PM
#187 Penjahat Kambuhan Bergelimpangan 4.5 5 Unknown January 5, 2015 YANG Mulia Paduka Bayang-Bayang tampaknya paham apa yang harus dilakukannya untuk mengacaukan Chang'an. Berakhirnya pengepungan sama sekali bukan akhir dari sebuah perlawanan. YANG Mulia Paduka Bayang-Bayang tampaknya paham apa yang harus dilakukannya untuk mengacaukan Chang'an. Berakhirnya pengepungan sama sek...


1 comment:

  1. Lumayan hari ini bisa langsung melahap 3 seri. Makacih om admin....

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan bijak