#192 Pertarungan di Dalam Pasar

January 10, 2015   

BERSAMA tatapan mata itu meluncurlah dua bilah pisau terbang ke arah kami, seolah-olah cukup dengan tatapan itulah maka secepat kilat kedua pisau tersebut dapat meluncur ke arah sasarannya!

Dalam kepadatan dan keramaian di Pasar Timur, yang baru dibuka siang hari dengan 300 pukulan tambur dan akan ditutup beberapa saat menjelang senja dengan 300 pukulan gong 1, kedua pisau itu seperti menemukan sendiri lintasan terlurus langsung ke jantung!

Dengan kecepatan kilat kami pun menangkap pisau itu, tetapi tidak bisa mengembalikannya, selain karena pasar itu terlalu padat sehingga kami tak bisa menemukan lintasan terlurus bagi pisau itu, orangnya sudah tidak terlihat lagi.

Tanpa menarik perhatian, kami telah beradu punggung dan melihat ke sekeliling. Pertarungan di dalam pasar adalah pertarungan yang paling sulit dilakukan tanpa kegemparan, dan jika kegemparan itu terjadi nanti, kami tak pernah tahu dari mana serangan mendadak lain akan datang.

Orang yang kami kira penjahat kambuhan dan sedang kami intai untuk mendengar sekadar petunjuk atas apa yang akan dilakukannya nanti malam, tampaknya sama sekali bukan sosok seperti yang biasanya kami hadapi.

Pertama, tidak sembarang manusia dapat mengetahui betapa sedang kami intai dan ikuti; kedua, bahkan sangat mungkin dialah yang telah membuat kami mengikutinya, dan pasar ini memang telah direncanakannya sebagai tempat menjebak kami; ketiga, barangkali saja dialah justru yang sebelumnya telah mengintai dan mengikuti kami!

Kini dua pisau terbang melesat ke arahku, dan dua lagi ke arah Panah Wangi. Kami masih memegang pisau tadi, dan kedua pisau yang mengarah secepat kilat kepada masing-masing itu terlalu cepat untuk ditangkap. Padahal jika dihindari pasti mengenai orang lain di dalam pasar yang penuh sesak ini, yang tidak dapat pula kami biarkan terjadi.

Seperti saling mengerti, tanpa perjanjian apa pun kami sama-sama menggerakkan pisau di tangan kami, sambil menyalurkan ilmu daya perekat besi. Kedua pisau terbang itu pun menggeserkan arahnya, melengketkan masing-masing dirinya ke pisau yang kami pegang masing-masing.

Trrrrrrrkkkk!

Ilmu ini biasa disalurkan ke dalam pedang dalam pertarungan agar senjata lawan menempel, dan dengan penambahan lwe-kang atau tenaga dalam tak dapat ditarik kembali.

Dalam I Ching disebutkan:

patahkan rodanya

ketepatan akan membawa keberuntungan 2


Jadi kami memang harus cepat, dan memang secepat pikiran kami berkelebat menelusuri garis lurus pisau itu dengan tepat, menerobos kerumunan manusia di Pasar Timur yang padat. Aku berkelebat ke arah timur laut dan Panah Angin ke arah barat daya.

Pisau itu memang menelusuri ruang dalam suatu garis lurus, tetapi karena kerumunan manusia di dalam pasar juga terus-menerus bergerak, saat berikutnya ruang bagi garis lurus itu sudah lenyap. Jika pisau terbang itu menancap di jantung kami, sebelum tubuh kami yang jatuh sampai di bumi, pelempar pisau itu sudah tak terjejaki oleh suatu garis lurus lagi. Namun karena kami berkelebat secepat pikiran, sebelum garis lurus itu berubah, kami telah menancapkan kedua pisau terbang itu pada dada kiri dan kanan pelemparnya masing-masing.

Kami memang bergerak lebih cepat dari pisau itu jika kami lemparkan kembali, yang jika kami lakukan tidak terjamin akan lebih cepat dari rusaknya ruang segaris lurus tadi, dan menancap pada tubuh siapa pun yang bernasib malang karena tanpa disadarinya melanggar garis lurus, yang semula kosong sebagai tempat meluncurnya pisau itu.

Saat tubuh para pelempar pisau terbang itu tergelimpang ambruk, dengan dua pisau terbang yang dilemparnya tertancap pada dada kiri dan kanan, sehingga menimbulkan jerit kepanikan di sudut timur laut dan sudut barat daya, aku dan Panah Wangi telah kembali saling memunggungi di tempat semula.

Tanpa terlalu kentara, sambil menyembunyikan pisau terbang yang dilemparkan pertama kali ke balik baju, kami mengamati sekeliling kami dengan kewaspadaan tinggi. Kami sangat mengerti, betapa orang yang tadi kami intai dan menghilang, telah berganti mengawasi dan memburu kami! (bersambung)


  1. Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty [2004 (2002)], h. 55.
  2. Dari baris kedua hexagram ke-64, Wei Ji, dalam I Ching, yang diberi makna: Paksa lawanmu untuk sering mengubah formasi, memindahkan pasukan terkuat, tunggu sampai menghancurkan diri sendiri, lantas ambil peluang dari sini. Tengok Hiroshi Moriya, The 36 Secret Strategies of the Martial Arts (2004), diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh William Scott Wilson (2008), h. 170, 251.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 11:06 PM
#192 Pertarungan di Dalam Pasar 4.5 5 Unknown January 10, 2015 Dalam I Ching disebutkan: patahkan rodanya ketepatan akan membawa keberuntungan - The 36 Secret Strategies of the Martial Arts (2004) BERSAMA tatapan mata itu meluncurlah dua bilah pisau terbang ke arah kami, seolah-olah cukup dengan tatapan itulah maka secepat kilat kedua ...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak