#193 Melangkah di Belakang Harimau

January 11, 2015   

DALAM perburuan para penjahat kambuhan pada siang hari, kami berusaha menghindari ketertandaan suatu ciri, yakni ciri Harimau Perang pada diriku maupun ciri Panah Wangi pada Panah Wangi, karena bukankah ciri-ciri itu yang diumumkan untuk dicari? Itu berarti aku tidak menyoren sepasang pedang panjang melengkung yang tersarung menyilang di punggung, dan Panah Wangi juga tidak terlihat membawa busur maupun anak-anak panah dalam sarung di punggungnya.

Sebaliknya, dalam penyamaran untuk mengamati dunia hitam, kami berusaha keras tidak menarik perhatian siapa pun, sehingga dengan begitu bisa mendekati sumber-sumber keterangan terpercaya tanpa memancing kecurigaan. Selama ini terbukti betapa kami bisa mengamati tanpa diamati, sampai hari ini, saat kami terjebak untuk mengintai seseorang sampai ber­ada di Pasar Timur ini.

Tentu tidak perlu kami lupakan, betapa jaringan rahasia sedang saling bersilang dengan amat sangat ruwetnya di Chang'an, terutama setelah penyusupan besar-besaran berlangsung pada hari terakhir pengepungan. Penyusupan besar ini menyulitkan pengamatan, karena keberagaman jaringan yang kemudian diakibatkannya.

Dua jaringan, yakni antara jaringan kaum pemberontak dan jaringan dunia hitam, mungkin mudah dibedakan, tetapi kemudian menjadi rumit, karena Chang'an yang penduduknya terbesar di dunia sejak ratusan tahun sudah penuh berbagai jaringan.

Jaringan baru dan jaringan lama, seperti jaringan mata-mata, perkumpulan rahasia, sampai jaringan dunia hitam yang terdapat sebelumnya, kadang bermusuhan dan kadang melebur, antar yang baru maupun antar yang lama, maupun antara yang baru dengan yang lama.

Kami belum menyadari begitu berlapis dan berkait-kelindan segala jaringan itu, sehingga gerakan kami selama ini mungkin sekali telah dimanfaatkan dan ditunggangi!

Harimau Perang, dengan segala kelicinan dan kelicikannya selama ini, mengapa pula harus dianggap tak berperan sama sekali? Aku tak tahu lagi, mestikah kubenci atau kukagumi orang ini. Ketika memainkan peran sebagai Harimau Perang sang pembasmi penjahat kambuhan setiap malam, aku menggubah suatu kesan yang tiada lebih dan tiada kurang bersumber dari pengenalan. Meski pertemuanku sangat terbatas, tetapi aku terus-menerus berpikir dan membangun gambaran tentang dirinya, yang ternyata lebih dari cukup bagi pemerananku yang meyakinkan.

Secara hukum Hakim Hou tentu tidak keliru mengeluarkan perintah penangkapan Harimau Perang, tetapi dari kedai ke kedai kini orang bicara tentang Harimau Perang sebagai pahlawan!

Pantaslah, setelah sejumlah usaha yang gagal, sekarang ia tidak merasa perlu cepat-cepat mengambil pedang ini!

Dalam I Ching tertulis:

Melangkah di belakang harimau.

Tidak akan menggigitmu.

Membuka jalan pemahaman. 1


Kami masih beradu punggung dengan pisau terbang di balik baju. Di pasar besar seperti ini, orang-orang berjalan cepat tanpa menoleh, tetapi kami harus tetap menghindari perhatian siapa pun yang barangkali sedang bertugas bagi Hakim Hou. Betapapun wajah Panah Wangi yang cantik pada pengumuman yang ditempelkan di mana-mana itu sungguh mirip dengan aslinya. Tanpa caping dan baju kumal yang membuat kami seperti banyak orang di Chang'an pada masa-masa sulit ini, kecantikan Panah Wangi yang menonjol hanya akan mendatangkan bahaya bila tidak disamarkan atau ditutupi.

Masih ada satu lawan yang bukan saja berbahaya, tetapi terbukti telah mengecoh kami. Apakah dirinya juga petugas Dewan Peradilan Kerajaan, yang memang sedang dikerahkan untuk mencari dan menangkap kami dalam keadaan hidup atau mati? Alangkah rawan keadaan kami jika selama ini sebetulnya telah diawasi, dan memang dipancing agar tergiring ke pasar ini.

Pasar? Ya, kenapa pasar? Apakah karena tempat ini dianggap sulit bagi kami untuk bertarung dengan segenap kemampuan kami?

Kami masih beradu punggung, tetapi bukan dalam kuda-kuda siap bertarung. Tanpa kusadari aku memperhatikan sekelilingku. Ya, pasar itu.

Lambat laun aku mengerti kenapa kami berada di situ, tetapi aku belum bisa menceritakannya sekarang, karena aku harus menghubung-hubungkan sejumlah pengalaman, keterangan, dan bukti-bukti, yang belum semuanya kuketahui dan masih harus dicari.

"Dia sudah pergi," kataku kepada Panah Wangi, dengan nada yang menunjukkan dia tak harus lagi bersiaga.

"Pergi? Bagaimana kamu tahu?" (bersambung)


1. Hexagram ke-10, Lu, yang artinya melangkah. Dalam Margaret J. Pearson, The Original I Ching (2011), h. 89, kata terakhir adalah "Success"; pada "Strategy 19" dalam Moriya, ibid., h. 249, kutipan hexagram yang sama kata terakhirnya "penetrating understanding".
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 4:17 PM
#193 Melangkah di Belakang Harimau 4.5 5 Unknown January 11, 2015 Melangkah di belakang harimau. Tidak akan menggigitmu. Membuka jalan pemahaman. - The Original I Ching (2011) DALAM perburuan para penjahat kambuhan pada siang hari, kami berusaha menghindari ketertandaan suatu ciri, yakni ciri Harimau Perang pada di...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak