#196 Siapa Yang Masih Bisa Dipercaya?

January 14, 2015   

AKU perlu waktu untuk menceritakan semuanya kepada Panah Wangi. Dengan perasaan yang menjadi sangat rawan karena mengingatkan diriku kembali kepada Yan Zi. Kuceritakan tentang bagaimana kami mengetahui keberadaan peti itu pertama kali di dasar Kolam Taiye, ketika kami mencari Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri, dengan menyusup ke dalam Istana Daming.

Kuceritakan pula pemandangan yang kusaksikan, yakni pemindahan peti-peti sejenis dengan gerobak tangan, dalam pengawalan Pasukan Hutan Bersayap, yakni kesatuan pengawal istana yang terdiri atas orang-orang kebiri. Dengan gerobak tangan peti-peti itu dipindahkan dari Balai Semangat Kilauan Berlian ke Istana Terlarang yang terletak di dalam Taman Terlarang, suatu wilayah di luar tembok utara, di sebelah barat Istana Daming.

Kenyataan bahwa hanya kerabat maharaja yang diizinkan memasuki wilayah terlarang telah membuatku bertanya-tanya tentang makna pemindahan yang kupergoki dengan ilmu halimunan itu. Pertanyaan penting tentunya, pemindahan itu sekadar merupakan pemindahan tempat ataukah dengan kedok pemindahan tempat yang terawasi secara resmi, sebetulnya merupakan pencurian!

"Tentu bukan merupakan sembarang pencurian," ujar Panah Wangi, "karena mata uang emas dari tempat perbendaharaan istana itu tidak dapat digunakan untuk membeli apa pun."

Aku tidak terlalu paham masalah tata keuangan, tetapi aku mengerti bahwa jumlah mata uang yang beredar di seluruh Negeri Atap Langit dijamin nilainya dengan mata uang emas ini. Jika mata uang emas ini tidak ada lagi, maka Wangsa Tang berada di ambang keruntuhan.

Lantas kuceritakan pula tentang kecurigaanku bahwa dengan cara yang belum kuketahui, Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang berkemungkinan untuk berperan dalam pemindahan uang emas tersebut. Pengepungan besar-besaran ternyata bukan untuk me­ngalihkan perhatian dari pencurian pedang mestika yang akan kulakukan, dan ternyata bukan pula untuk merebut Chang'an yang ternyata tidak begitu mudah untuk dilakukan.

Sebaliknya, penyusupanku dengan Yan Zi maupun pengepungan Chang'an yang mengerahkan balatentara besar, sungguh berhasil jika dimaksudkan untuk menutupi pemindahan uang emas ini, yang masih didukung pula oleh penyusupan besar-besaran dengan kemungkinan menjadi jaringan rahasia besar yang menembus ke segala tempat tersembunyi.

"Kamu menarik kesimpulan hanya berdasarkan kesamaan waktu?"

Kukira Panah Wangi sangat membantu dalam pengujian simpulan-simpulanku, yang rasanya terlalu sering kutarik tanpa bukti memadai.

"Memang, tapi sangat tidak bisa diterima, jika kota dikepung musuh tetapi pasukan pengawal maharaja hanya sibuk memindahkan peti-peti berisi uang emas itu bukan?"

"Apakah itu bukan tindakan penyelamatan? Bukankah lebih aman berada di Istana Terlarang?"

"Istana Terlarang berada di luar tembok Istana Daming, tentunya lebih aman di Balai Semangat Kilauan Berlian, yang bahkan memiliki temboknya sendiri, dibandingkan dengan Taman Terlarang yang langsung berhubungan dengan padang terbuka."

"Bagaimana keterlibatan maharaja dalam hal ini?"

"Sejauh kita mengetahui peran jaringan orang kebiri di istana, kita tahu tidak akan ada ketertarikan dan kepentingan maharaja atas berpeti-peti uang emas. Betapapun, bertahan atau tidaknya pemerintahan Wangsa Tang hanya mungkin jika peti-peti uang emas itu tetap berada dalam penguasaan mereka."

Panah Wangi manggut-manggut."Hmm, jadi ada sesuatu yang akan dilakukan orang-orang kebiri dengan peti-peti uang emas milik negara," katanya, "Apakah itu sesuatu yang baik atau sesuatu yang buruk?"

Aku tidak segera menjawab, karena aku pun sudah lama pusing dengan ketiadaan jawab dari pertanyaan-pertanyaanku sendiri, sementara jika berusaha menyidik dan menggali lebih dalam, aku segera mempertanyakan kepentinganku sendiri sebagai orang asing. Aku hanyalah seorang pengembara, yang tidak harus bertanggung jawab terhadap apa pun yang terjadi di negeri ini, kecuali berurusan dengan Harimau Perang.

"Benarkah Harimau Perang tidak tahu-menahu urusan ini?"

Panah Wangi melanjutkan pertanyaannya, yang membuatku seperti terbangun dari tidur yang panjang. Mengapa Maharaja Dezong harus memanggil Harimau Perang yang berada jauh di An Nam? Apakah karena ia sudah tidak bisa mempercayai siapa pun yang berada di dekatnya, dan justru terutama orang-orang kebiri?

Kami masih berada di dalam pasar, karena memang belum tahu langkah apa lagi yang harus kami lakukan. Para Pengawal Burung Emas tiba untuk memeriksa tempat kejadian perkara. Mayat kedua pelempar pisau terbang tadi masih tergeletak di sudut timur laut dan barat daya pasar ini, dengan kedua pisau mereka masing - masing di dada kanan maupun kiri. Siapakah mereka sebenarnya? (bersambung)
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 4:38 PM
#196 Siapa Yang Masih Bisa Dipercaya? 4.5 5 Unknown January 14, 2015 AKU perlu waktu untuk menceritakan semuanya kepada Panah Wangi. Dengan perasaan yang menjadi sangat rawan karena mengingatkan diriku kembali kepada Yan Zi. AKU perlu waktu untuk menceritakan semuanya kepada Panah Wangi. Dengan perasaan yang menjadi sangat rawan karena mengingatkan diriku kembali...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak