#209 42: Para Pengawal Anggrek Merah

January 27, 2015   

KAMI berkelebat dari pohon liangliu itu dengan kecepatan kilat, seperti kaki hanya menyentuh permukaan rumput, melesat dan melesat, sehingga orang-orang kebiri yang berjaga tidak melihat kami lewat, melejit melalui pintu gerbang seperti cahaya, langsung masuk ke dalam Istana Terlarang.

Melewati pintu gerbang kami dapati pertarungan antara Pasukan Hutan Bersayap yang seharusnya menjaga sang maharaja sampai titik darah penghabisan, melawan para perempuan pengawal berbusana serbamerah. Suara teriakan menggema, bunyi senjata logam yang berbenturan terdengar berdentang-dentang. Orang-orang kebiri itulah yang berusaha menembus chuihuamen atau gerbang dalam, tetapi para perempuan pengawal berbusana yang mengingatkan aku kepada anak buah Putri Anggrek Merah itu mempertahankannya dengan ketat.

Pengawal Anggrek Merah, jika mereka memang para pengawal Putri Anggrek Merah yang terbunuh itu, semuanya menggunakan dua pedang dan ilmu pedang mereka jelas sangat tinggi. Dengan kedua pedangnya seorang Pengawal Anggrek Merah bisa mendesak tiga sampai empat orang anggota Pasukan Hutan Bersayap yang berkhianat itu. Betapapun jumlah Pengawal Anggrek Merah terlalu sedikit dibanding para penyerbu yang seharusnya justru melindungi maharaja. Tentunya sejak lama Pengawal Anggrek Merah itu telah menjadi lingkaran terakhir keamanan maharaja, sebab jika tidak tentu orang-orang kebiri ini sudah berhasil membunuhnya bukan?

Hanya tujuh perempuan perkasa Pengawal Anggrek Merah menghadapi 35 anggota Pasukan Hutan Bersayap, tetapi ketujuh Pengawal Anggrek Merah itu bukan hanya berhasil bertahan di depan gerbang dalam, melainkan nyaris mendesak para anggota Pasukan Hutan Bersayap itu ke luar lagi. Para Pengawal Anggrek Merah ini menggunakan jurus-jurus yang berpadanan bagi ketujuhnya, sehingga memang tidak mungkin menembusnya.

Namun bukan anggota Pasukan Hutan Bersayap pilihan jika tiada dapat menggunakan akal. Maka, jika sebelumnya tidak kurang dari lima orang kebiri bersenjata pedang pendek melengkung berusaha menjatuhkan seorang Pengawal Anggrek Merah, segera dikurangi menjadi tiga orang sedangkan dua orang mencari jalan lain. Diawali dengan suitan melengking, tidak kurang dari 14 orang menarik diri dari pengepungan, dan membagi diri menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri atas tujuh orang. Kedua kelompok ini melompat ke atas wuwungan huilang atau jalan tertutup tembok di kiri dan kanan gerbang dalam.

Kami sejak tadi mengikuti perkembangan ini dengan juga membagi diri. Sebelum kaki para anggota Pasukan Hutan Bersayap itu menginjak masing-masing wuwungan huilang, Panah Wangi sudah berada di atap wuwungan dongxiangfang atau bangunan sayap timur yang jauh lebih tinggi lagi, seperti juga aku yang sudah berada di wuwungan xixiangfang atau bangunan sayap barat. Maka terlihatlah bagaimana 14 orang kebiri yang turun di liyuan atau halaman dalam utama itu, segera disambut dua orang anggota Pengawal Anggrek Merah yang sepasang pedangnya telah menjadi gulungan cahaya terganas.

Di manakah maharaja? Apakah berada di zhengfang atau shangfang yakni ruang utama yang menghadap ke selatan, dengan dikitari pengawal-pengawal pilihan? Suara logam yang beradu terus berdentang-dentang, dalam tiupan angin yang semakin kencang dan menerbangkan guguran dedaunan di halaman. Lantas terdengar teriakan dan korban berjatuhan. Seorang kebiri ambruk dengan sayatan bersilang di dadanya, disusul seorang kebiri lain terguling tanpa nyawa dengan sayatan bersilang di punggungnya, penanda tergunakannya Jurus Dua Pedang Saling Bersilang.

Tinggal 12 orang kebiri yang saling memunggungi, dikepung dua perempuan Pengawal Anggrek Merah berbusana serbamerah, yang melangkah maju dengan sikap siap menghabisi.

"Dasar manusia tanpa kejantanan," ujar salah seorang Pengawal Anggrek Merah itu, "kalian potong kejantanan kalian agar bisa mengabdi kepada maharaja dan melindungi istana, mengapa sekarang kalian bermaksud menculiknya?"

Sebelum menjawab, salah seorang kebiri itu meludah.

"Menculik? Cuih! Babu para gundik mulai bertingkah! Apa yang kalian tahu tentang pengabdian?! Pengabdian yang dikecewakan! Sungguh mahal harganya!"

"Huh! Pengawal raja! Kematian pun terlalu ringan bagi kalian!"

Lantas keduanya berkelebat dan terbentuklah lingkaran merah mengelilingi 12 orang itu. Ilmu pengawal maharaja seperti Pasukan Hutan Bersayap sebetulnya sangat tinggi, tetapi ilmu kedua perempuan anggota kesatuan Pengawal Anggrek Merah itu rupa-rupanya jauh lebih tinggi, sehingga korban pada pihak Pasukan Hutan Bersayap semakin banyak berjatuhan.

Kudengar lagi suara perempuan pengawal itu.

"Fitnah kalian jugalah yang membuat Putri Anggrek Merah terbunuh! Jangan bermimpi bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup!" (bersambung)
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 4:17 PM
#209 42: Para Pengawal Anggrek Merah 4.5 5 Unknown January 27, 2015 Pengawal Anggrek Merah, jika mereka memang para pengawal Putri Anggrek Merah yang terbunuh itu, semuanya menggunakan dua pedang dan ilmu pedang mereka jelas sangat tinggi. Dengan kedua pedangnya seorang Pengawal Anggrek Merah bisa mendesak tiga sampai empat orang anggota Pasukan Hutan Bersayap yang berkhianat itu. KAMI berkelebat dari pohon liangliu itu dengan kecepatan kilat, seperti kaki hanya menyentuh permukaan rumput, melesat dan melesat, sehingga...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak