LIMA belas orang kebiri dari Pasukan Hutan Bersayap yang termasuk anggota komplotan pembunuh maharaja itu, digelandang pergi bersama 400 dari 500 anggota Pasukan Hutan Bersayap yang datang menyerbu. Tidak dapat kubayangkan hukuman yang akan mereka terima nanti. Di Negeri Atap Langit hukuman sungguh dimakudkan sebagai contoh agar khalayak merasa ngeri untuk melakukan perbuatan sejenis, dan kali ini bukan hanya khalayak dalam arti orang banyak, tetapi para anggota tentara, baik perwira maupun anak buahnya, yang harus dibuat gentar.
Selama tinggal di Chang'an kuketahui betapa memang berat semua hukuman itu, bahkan bagi hukuman-hukuman yang dianggap ringan, yang kuanggap tetap saja merupakan hukuman berat. Kuingat mereka yang tidak disekap maupun tidak dihukum mati sebagai tanda kebersalahan kepalanya dipasung, begitu pula tangannya, dan kakinya pun diborgol, tergantung besar dan kecil atau jenis kesalahannya. Pasungnya terbuat dari kayu dan borgolnya dari besi. Sedemikian rupa pemasungan tersebut sampai yang terhukum tidak dapat melakukan kegiatan apa pun tanpa bantuan orang lain, seperti makan, minum, apa pun yang mesti dilakukan manusia, meskipun dibiarkan berkeliaran.
Hanya terdapat kurang dari 1.900 bangunan penjara di seluruh Negeri Atap Langit dengan sekitar 10.000 petugas penjara, yang lebih digunakan sebagai tempat penahanan sementara, selama pemeriksaan dan sebelum tertuduh diajukan ke pengadilan. Namun saat itu tindakan kekerasan sudah dilakukan mulai dari pencambukan dengan rotan sampai pemasungan, terutama bagi para tahanan berbahaya yang selalu menanti kesempatan untuk melarikan diri 1. Dalam hal orang-orang kebiri ini, aku dan Panah Wangi yang kemudian bertiarap di atas genteng dengan ilmu bunglon pada wuwungan menfangr atau deretan ruang di samping mendongr atau jalan masuk tadi, sempat melihat mereka dilucuti seluruh busananya, lantas kedua tangannya diikat dan ditarik seekor kuda yang ditunggangi dengan semaunya, berjalan maupun berlari.
Empat ratus anggota Pasukan Hutan Bersayap yang terdiri dari orang-orang kebiri, menyeret lima belas kawan-kawan mereka sendiri menuju ke arah barak Pasukan Siasat Langit di balik tembok yang membatasinya dengan Taman Terlarang. Seratus orang yang terdiri 75 orang dari pasukan berjalan kaki dan 25 orang dari pasukan berkuda tetap tinggal di Istana Terlarang. Perwira yang memimpin Pasukan Hutan Bersayap ini tampak gagah, sehingga tentunya akan terbetik pendapat, "Sayang sekali!" pada benak para Pengawal Anggrek Merah yang sekali lagi tiada kuingkari serbacantik jelita itu. Kukira bukan hanya ilmu silat yang dipertimbangkan Putri Anggrek Merah ketika menerima atau memilih perempuan-perempuan pengawalnya, melainkan juga parasnya.
Tidak terlalu kudengar percakapan mereka, tetapi kukira tidak akan lain selain menanyakan keberadaan maharaja. Mereka pun bergegas melangkah ke qianyuan atau halaman dalam, terus melangkah melalui chuihuamen atau gerbang dalam menuju ke liyuan atau halaman utama. Mereka berhenti di sana. Kami mengendap-endap dari wuwungan menfangr, melejit ke atap yuanqiang atau tembok halaman, hanya untuk terbang kembali ke wuwungan dongxiangfang atau bangunan sayap barat. Kami dengar percakapan mereka.
"Mohon Tuan Perwira Pasukan Hutan Bersayap menunggu di sini sejenak, karena mesti meminta izin maharaja untuk membawa Tuan ke hadapannya di zhengfang," ujar seorang Pengawal Anggrek Merah.
Dengan pengetahuan bahasa Negeri Atap Langit yang masih terbatas, kuketahui maksudnya adalah maharaja diharap bersedia menerima perwira pengawal raja di ruangan utama. Maharaja sendiri tentu berada di tempat tersembunyi. Sebagai perwira kesatuan Pasukan Hutan Bersayap yang tugasnya memang hanya menjaga keselamatan maharaja, tentulah diketahuinya kerumitan maupun perumitan yang diperlukan, meski sekadar untuk suatu pertemuan dengan manusia yang paling berkuasa di Negeri Atap Langit itu.
Dua orang Pengawal Anggrek Merah menghilang masuk ke dalam zhengfang. Apakah maharaja berada di erfang atau ruang sisi, atau di houzhaofang yang ada di belakang, yang di rumah-rumah orang Chang'an berarti deretan kamar di belakang bagi orang-orang tua dan masih muda, kami juga tidak tahu.
Hanya saja kekosongan dan kesunyian Istana Terlarang ini mengherankan aku. Mungkinkah pengepungan Chang'an oleh balatentara pemberontak yang digerakkan Yang Mulia Paduka Bayang-Bayang itu menjadi penyebabnya? Kuingat betapa peti-peti uang emas dengan gerobak tangan dibawa kemari dari Balai Semangat Kilauan Berlian di Istana Daming, bahkan pada pengepungan hari pertama!
Mendadak muncul dua Pengawal Anggrek Merah tadi dengan berlari.
"Maharaja!"
Mereka berteriak dengan wajah pucat pasi.
"Maharaja telah diculik!" (bersambung)
1. Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty [2004 (2002)], h. 198-200.
#212 Maharaja Telah Diculik!
January 30, 2015 - Posted by Unknown in Bagian 42
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 1:08 PM
#212 Maharaja Telah Diculik!
4.5
5
Unknown
January 30, 2015
Hanya terdapat kurang dari 1.900 bangunan penjara di seluruh Negeri Atap Langit dengan sekitar 10.000 petugas penjara, yang lebih digunakan sebagai tempat penahanan sementara, selama pemeriksaan dan sebelum tertuduh diajukan ke pengadilan. - China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty [2004 (2002)]
LIMA belas orang kebiri dari Pasukan Hutan Bersayap yang termasuk anggota komplotan pembunuh maharaja itu, digelandang pergi bersama 400 dar...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak