#301 61: Cara Memancing Harimau Perang

April 29, 2015   

CHANG'AN, bulan Magha, tahun 799 1. Kesimpulan bahwa pengadu domba para petugas Dewan Peradilan Kerajaan dan pasukan Pangeran Song adalah Harimau Perang sampai ke telinga kami melalui jaringan mata-mata tentara, yang juga telah membantu kami bersembunyi di dalam kuil Kaum Penyembah Api 2. Kuil itu tidak luput diaduk-aduk oleh pasukan Pangeran Song yang pada dasarnya menggerebek seluruh kotaraja dengan seketika, tetapi kami disembunyikan di sebuah langit-langit yang penuh dengan ular. Apabila pasukan Pangeran Song menggeledah tempat itu, dan menengok ke balik langit-langit, mereka akan mengira hanya terdapat ular di sana, yang sengaja dipelihara para padri Kaum Penyembah Api untuk membasmi tikus. Namun, ketika pasukan putra mahkota itu menggeledah, jumlah ular itu mereka perbanyak dengan sihir.

"Banyak sekali ular di tempat kalian, mengerikan sekali! Apa ular itu yang kalian suruh menari?"

"Oh, itu bukan kami, Tuan. Ini hanya ular untuk menangkap tikus."

"Banyak sekali!"

"Tikusnya juga banyak sekali, Tuan, kami tidak ingin wabah itu berulang."

Wabah penyakit yang berasal dari keberadaan tikus mungkin pernah melanda Chang'an, wabah yang kudengar bisa menghabiskan penduduk di berbagai kota besar seluruh dunia. Namun begitu para penggeledah itu pergi, ular sihir segera mereka pudarkan kembali, dan ular sebenarnya juga mereka pindahkan.

Kuil Kaum Penyembah Api ini sebetulnya terletak di tengah-tengah keramaian, yakni tepat pada keserongan timur laut dari Pasar Barat, pada sebuah petak terdapatnya lima vihara Buddha, sebuah kuil Dao, sebuah kuil Kaum Penyembah Api, dan sebuah kuil juga tetapi disebut gereja, tempat pengikut aliran Nestoria dari Persia menjalankan upacara agama mereka. Namun pada petak yang sama terdapat juga penginapan dan rumah-rumah sewaan, sehingga terbentuk suasana ramai dan hiruk-pikuk hampir setiap saat seperti yang bisa diharapkan dari sebuah kota dunia seperti Chang'an.

Para pengamen dengan bunyi-bunyian mereka, para penjaja keliling, para tukang cerita, pesulap, maupun mereka yang memperagakan keterampilan binatang, keluar-masuk tempat itu, campur-baur dengan para peziarah yang hilir-mudik, ditambah para pedagang luar kota yang mengalir masuk setelah pasar tutup. Larangan keluar rumah boleh menutup Pasar Timur dan Pasar Barat, tetapi kebebasan membuka pasar malam di dalam petak dimanfaatkan sepenuhnya 3.

Kong Fuzi berkata:

khalayak tidak akan mengikuti

apa yang diperintahkan kepada mereka,

jika perintahnya bertentangan

dengan apa yang mereka sendiri lakukan 4

Harimau Perang. Penemuan atas peranannya jelas memecah perhatian. Yang semula hanya tertuju kepada Panah Wangi kini terarah pula kepada Harimau Perang. Namun perburuan yang ditangani oleh Pasukan Hutan Bersayap ini sama sekali berbeda. Tidak beramai-ramai dan menarik perhatian seperti yang dilakukan pasukan Pangeran Song. Tidak pula menggunakan cara-cara Dewan Peradilan Kerajaan yang secara resmi menempelkan gambar Harimau Perang dan Panah Wangi, menyebarkannya ke mana-mana, lantas menawarkan hadiah pula jika dapat menangkapnya hidup atau mati.

Setelah peranan Harimau Perang dalam petaka di bekas Taman An Lushan yang menelan korban 398 orang itu dipastikan, secara resmi dinyatakan bahwa pengumuman itu dicabut, dalam arti hadiah tidak ditawarkan lagi, dan perburuan hanya tugas Pasukan Hutan Bersayap. Sepintas lalu bagi yang diburu ancaman penangkapan itu bagaikan berkurang, tetapi kami sungguh mengerti betapa justru perasaan nyaman yang ditimbulkannya itulah yang akan menjebak kami ke dalam kelengahan. Orang-orang kebiri dari Pasukan Hutan Bersayap ini ilmu silatnya dikenal sangat tinggi karena tugasnya adalah menjaga istana raja.

Di antara mereka pengawal rahasia istana adalah yang tertinggi ilmunya, karena mereka memang selalu diandalkan untuk tugas yang sulit dan harus berhasil.

"Kita tidak bisa terus-menerus bersembunyi seperti ini jika ingin mendapatkan Harimau Perang," kataku.

"Cara terbaik sudah kita lakukan, tetapi hasilnya seperti ini," ujar Panah Wangi.

"Tidak cukup baik," kataku, "jika mengambil senjatanya, dan menggunakan senjata itu untuk membunuh para penjahat kambuhan seolah dia yang melakukannya, ternyata tidak cukup untuk memancingnya, harus digunakan sesuatu yang berharga dari senjata baginya."

"Bagi seorang pendekar, apakah kiranya yang akan lebih berharga daripada senjatanya sendiri, wahai Pendekar Tanpa Nama?"

Aku diam sejenak, sebelum akhirnya berkata.

"Kalau kita culik gadis yang selalu melukis, yang tinggal di rumahnya, dan sekarang masih disandera oleh Hakim Hou dengan memasukkannya ke dalam tahanan, kukira dia akan mencari kita." (bersambung)

1. Bulan Magha adalah bulan ketujuh dalam penanggalan Jawa Kuna yang diacu Pendekar Tanpa Nama meski ia berada di Tiongkok, tetapi adalah 11 Januari - 11 Februari dalam kalender Masehi, maha tahun pun sudah berganti.
2. Maksudnya para pemeluk Zoroaster yang berasal dari Persia.
3. Kelak pada tahun 841 akan terdapat larangan bagi pasar malam, tetapi cenderung diabaikan karena pasar-pasar ini penting bagi penduduk perkotaan, dalam Charles Benn, China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty [2004 (2002)], h. 55.
4. Lin Yutang, The Wisdom of Confucius (1938), h. 146.
Posted by Agung Semeru
Naga Jawa di Negeri Atap Langit Updated at: 3:04 PM
#301 61: Cara Memancing Harimau Perang 4.5 5 Unknown April 29, 2015 khalayak tidak akan mengikuti apa yang diperintahkan kepada mereka, jika perintahnya bertentangan dengan apa yang mereka sendiri lakukan - The Wisdom of Confucius (1938) CHANG'AN, bulan Magha, tahun 799 1 . Kesimpulan bahwa pengadu domba para petugas Dewan Peradilan Kerajaan dan pasukan Pangeran Song adal...


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak